jpnn.com, PALEMBANG - Polrestabes Palembang bersiaga menghadapi dampak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi dengan menyiapkan ratusan personel di lapangan.
Kasatreskrim Polrestabes Palembang Kompol Tri Wahyudi mengatakan berdasarkan surat perintah Kapolrestabes Kombes Mohkamad Ngajib, pihaknya sudah menyiagakan sebanyak 116 personel di lapangan.
BACA JUGA: Harga BBM Naik, Warga Padati Sejumlah SPBU di Tangerang, Lihat tuh
Ratusan personel yang disiagakan itu berasal dari Sat Binmas, Satuan Intelkam termasuk melibatkan kepolisian sektor setiap wilayah kecamatan di Palembang.
"Dalam penugasan, mereka melakukan pengetatan pengawasan, sosialisasi, dan kontrol potensi dampak yang timbul di masyarakat terkait penyesuaian harga BBM bersubsidi itu," kata dia, Sabtu (3/9).
BACA JUGA: Demo Tolak Kenaikan BBM hingga Malam, Mahasiswa Makassar Punya Tuntutan untuk Jokowi
Selain itu, kata dia, seluruh instansi terkait seperti di antaranya Dinas Perdagangan, Satuan Polisi Pamong Praja, Badan Kesbangpol dan tentunya perwakilan dari PT. Pertamina di daerah dilibatkan sesuai tugas pokok dan fungsinya.
Kompol Tri Wahyudi menyebutkan sampai saat ini belum ditemukan praktik penimbunan atau sebagainya terhadap BBM bersubsidi yang dapat merugikan masyarakat di kota ini.
BACA JUGA: Harga BBM Naik, Gunhar PDIP: Itu Keputusan Sulit
Namun, pihak Pertamina sendiri sudah memberikan sanksi untuk tidak beroperasi sementara waktu kepada dua SPBU di Kota Palembang yang terbukti melakukan pelanggaran penyaluran BBM subsidi.
"Bila dalam patroli yang dimasifkan hingga beberapa waktu ke depan ditemukan penyalahgunaan (BBM subsidi) dalam bentuk apapun menyangkut tindak pidana, kami akan tindak tegas," ujarnya.
Kapolda Sumsel Irjen Toni Harmanto menyebutkan penyiagaan personel itu sudah berdasarkan hasil rapat koordinasi lintas sektoral dipimpin Gubernur Herman Deru beberapa waktu lalu di Griya Agung Palembang.
Hasil rapat tersebut, kata dia, di antaranya Polda Sumsel beserta jajaran dan instansi terkait melaksanakan rencana jangka panjang yakni memperketat pengawasan distribusi BBM mulai dari hulu hingga ke hilir.
Penimbunan BBM merupakan perbuatan pidana sebagaimana diatur dalam Pasal 55 Undang-undang (UU) nomor 11 tahun 2022 tentang Cipta Kerja, ancaman hukuman pidana penjara lima tahun dan denda Rp60 miliar.
Pemerintah menetapkan penyesuaian harga BBM subsidi Pertalite menjadi Rp 10 ribu per liter dari sebelumnya Rp 7.650 per liter mulai Sabtu pukul 14.30 WIB.
Menteri ESDM Arifin Tasrif dalam konferensi pers di Istana Merdeka, Jakarta, Sabtu, mengatakan pemerintah juga menyesuaikan harga BBM subsidi untuk solar dari Rp 5.150 rupiah per liter menjadi Rp 6.800 per liter.
Kemudian, untuk BBM non-subsidi, pemerintah pemerintah menyesuaikan harga Pertamax dari Rp 12.500 per liter menjadi Rp 14.500 per liter.
“Ini berlaku satu jam sejak saat diumumkannya penyesuaian harga ini jadi akan berlaku pukul 14.30 WIB,” kata Arifin.
Pemerintah memutuskan skema mengalihkan subsidi BBM menjadi bantuan sosial sehingga harga BBM mengalami penyesuaian.
Saat ini besaran subsidi dan kompensasi energi telah mencapai Rp 502,4 triliun di APBN 2022, yang terdiri dari subsidi energi Rp208,9 triliun dan kompensasi energi sebesar Rp 293,5 triliun. (antara/jpnn)
Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?
BACA ARTIKEL LAINNYA... Don Papank Yakin Kenaikan BBM Membuat Motor Listrik Makin Diminati
Redaktur & Reporter : Elfany Kurniawan