Harga Beras di Bogor Melonjak

Sabtu, 28 Desember 2013 – 08:30 WIB

jpnn.com - BOGOR- Mendekati pergantian tahun, harga sejumlah kebutuhan pokok melonjak. Kenaikan yang paling dirasakan masyarakat, terjadi pada komoditas beras dan sayuran. Kenaikan di sejumlah pasar tradisional bervariatif.

Di Pasar Bogor Baru, Pasar Anyar, dan Pasar Defris (Panaragan) untuk beras kualitas sedang, kenaikannya mencapai Rp1.000 per kilogram (kg), dari Rp11.500 menjadi Rp12.500. Namun, kenaikan ini tidak terjadi seluruhnya. Kenaikan hanya terjadi pada beras grade rendah. Sementara beras kualitas super seperti Rojolele dan Pandan Wangi, masih stabil.

BACA JUGA: Tolak Tebang Pohon, Ketua RT Dipolisikan

Beras IRJ misalnya, harga dari pemasok yang awalnya Rp395.000 per 50 kg, menjadi Rp410.000 per 50 kg. Sementara, penjual menjualnya dengan harga Rp430.000 per 50 kg dari harga sebelumnya, Rp415.000 per 50 kg. “Tapi, masih ada pedagang yang belum menaikan harga karena belum tahu, “ ujar Umar, pemilik kios beras di pasar Defris.

Kenaikan juga terjadi di Pasar Cisarua. Untuk jenis super, kini dijual Rp8.000 per liternya. Padahal, sebelumnya beras jenis ini hanya dijual Rp7.000 per liternya. Kenaikan tersebut, menurut pedagang, disebabkan pasokan yang terlambat. Menurut Apip (38), pemilik kios beras Berkah di Pasar Cisarua, keterlambatan pasokan akibat cuaca buruk. Padahal, permintaan saat ini mengalami peningkatan.

BACA JUGA: Jumlah Korban Jiwa Turun, Kerugian Materi Meningkat

“Naiknya bisa mencapai Rp1.000,” ujarnya. Ia khawatir, jika hal tersebut terus terjadi, ketersediaan beras akan hilang dari pasaran. Makanya, banyak pedagang yang mengurangi jatah jualannya. Hal itu dilakukan untuk mengantisipasi kekuarangan stok.

Namun, kenaikan tidak terjadi signifikan di pasar Cibinong dan Bojonggede. Pantauan Radar Bogor, kemarin, harga beras masih stabil. Di kedua pasar tersebut, untuk beras jenis super (Pandan Wangi) masih berkisar Rp9.000 per kg atau Rp8.500 per liter. Begitu juga untuk beras jenis IR 41 yang masih dijual Rp7.500 per liter.

BACA JUGA: Polda Klaim Ungkap 100 Persen Kasus Narkoba

Namun, sama seperti pasar lainnya, beras kualitas rendah atau asalan, di kedua pasar ini mengalami kenaikan dari Rp5.000-Rp5.500 per 50 kg. Rikmat Nasution (23), pegawai toko beras Pak Nasution yang berlokasi di jalan raya Bojonggede, memperkirakan kenaikan harga beras akan mencapai puncaknya pada akhir Januari 2014.  "Saat ini, stok beras masih banyak sehingga belum mengalami kenaikan," katanya.

Selain beras, harga sayuran dan kebutuhan pokok lainnya mulai melonjak. Di Pasar Babakanmadang dan Cibinong, harga sayuran mengalami kenaikan hingga 40 persen. Cabai rawit keriting naik Rp10.000 per kg, dari Rp30.000 menjadi Rp40.000 per kg.

Cabai jenis jawa, dari Rp25.000 per kg menjadi Rp45.000 per kg, sementara cabei merah dijual Rp50.000 per kg. Tomat dari Rp5.000 per kg naik menjadi Rp8.000 perkg. Kacang panjang, dari Rp8.000 per kg menjadi Rp15.000 per kg.

Menurut pedagang, kenaikan diperkirakan masih akan terjadi hingga Januari 2014. “Padahal pasokan masih aman, tapi memang agak terlambat,” ujar Refan (31), pedagang sayuran di pasar Babakanmadang II.

Kenaikan belum terlihat pada daging ayam. Saat ini, di pasaran masih dijual dengan harga Rp28.000 per kilonya. “Biasanya naik saat malam tahun baru,” ucap Otib, pedagang daging di Pasar Cibinong.

serupa terjadi di Citeureup. Cabai kriting dijual Rp30.000, dari Rp25.000 per kg. Daging ayam, di pasar ini mengalami kenaikan, namun tidak signifikan, yakni dari Rp28.000 menjadi Rp30.000 per kg.

Namun, daging sapi sampai kemarin masih belum mengalami kenaikan. Daging sapi di pasar Citeureup dijual Rp95.000 per kilonya.

Di pasar yang ada di Kota Bogor, harga daging sapi sudah tempuh keangka Rp100.000 per kg. Begitupun daging ayam mengalami kenaikan, dari Rp28.000 per kg, menjadi Rp32.000 per kg. Begitupun dengan gula pasir. Saat ini, gula pasir dijual dengan harga Rp12.500 per kg, dari sebelumnya Rp11.500 per kg. Minyak goreng dari Rp24.500 per dua liternya naik menjadi Rp25.000 per dua liternya. Yang paling menonjok kenaikannya terjadi pada telur ayam. Komoditi ini tembus Rp18.000 per kg, dari Rp16.500 per kg.

Sementara itu, Kepala Seksi Perdagangan dalam Negeri pada Dinas Koperasi dan Perdagangan Kabupaten Bogor, Irawadi Sukisman, meski mengalami kenaikan, pasokan beras masih aman terkendali.

Bahkan, ia menjamin pasokan akan tersedia hingga awal tahun depan. Sebab, Kabupaten Bogor mendapat pasokan dari Badan Pengawas Berjangka Komoditi (Bappeti) yang ada di cariu dengan jumlah 150 ton. “Untuk harga diperkirakan tidak akan naik signifikan jelang akhir tahun ini. Dan cadangan jika diperlukan bisa mengcover kebutuhan masyarakat Kabupaten Bogor,” pungkasnya.(radarbogor/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Bertemu SBY, Jokowi Akui Bahas Banjir Jakarta


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler