jpnn.com, BANYUWANGI - Para petani di Desa Bengkak, Kecamatan Wongsorejo, Kabupaten Banyuwangi, tengah terjepit karena harga cabai rawit terus merosot.
Anjloknya harga cabai dipicu banyaknya pasokan dari berbagai daerah.
BACA JUGA: Dirjen Otda dan Gubernur Djarot Puji Strategi Bupati Anas
Akibatnya, harga cabai rawit terus menukik sejak empat bulan lalu.
”Harga cabai di pasaran mengalami penurunan setiap minggu tergantung pasokan juga. Hingga satu bulan terakhir, harga cabai kisaran Rp 6 ribu hingga Rp 10 ribu per kilo,” ujar Newi, 45, pengepul cabai pada Radar Banyuwangi, Minggu (1/10).
BACA JUGA: Harga Cabai Merah Terus Meroket, Omset Pedagang Menurun
Newi mengungkapkan, penurunan harga cabai disebabkan menumpuknya pasokan dari setiap daerah.
”Tiga daerah banyak menyuplai cabai seperti Blitar, Tuban, dan Jawa Tengah. Semua daerah pasokannya melimpah,” ungkap Newi.
BACA JUGA: Punya Kemampuan Mumpuni, Azwar Anas Layak Pimpin Jatim
Petani mengaku merugi dengan harga cabai yang tidak kunjung naik.
Apalagi, harga pestisida untuk mengusir hama juga semakin mahal.
Panen yang didapat petani juga mengalami penurunan karena hama yang menyerang tanaman cabai semakin bervariasi.
”Hama yang masih menyerang yaitu hama putih, rayap, dan lalat buah,” ucap Harni, 50, petani cabai.
Para pengepul maupun petani tidak bisa memprediksi sampai kapan penurunan harga cabai akan terjadi.
Namun, jika dilihat dari grafik, penurunan harga belum mencapai titik terendahnya.
Apalagi, ada beberapa daerah yang juga mulai memasuki masa panen. (kri/aif/c1)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Mutasi Besar-besaran Kepala Sekolah SMP
Redaktur & Reporter : Ragil