jpnn.com, BALIKPAPAN - Pedagang di tiga pasar tradisional di Balikpapan, Kaltim, masih menjual daging ayam melebihi harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah. Yakni Rp 32.000 per kilogram.
Harga daging ayam yang melebihi HET ditemukan di Pasar Klandasan, Pasar Muara Rapak dan Pasar Sepinggan. Pedagang ayam di pasar tersebut masing-masing menjual sebesar Rp 34.000/kilogram, Rp 33.000/kilogram dan 40.000/kilogram.
BACA JUGA: Telur dan Daging Ayam Picu Inflasi Bulan Juli
Meski terjadi penurunan, kondisi ini diprediksi tak berlangsung lama. Kepada Kaltim Post (Jawa Pos Group), Ketua Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat Indonesia (Pinsar) Kaltim Zamroni Yusro menuturkan, harga daging ayam dan telur diperkirakan stabil Oktober nanti.
”Masih lama kelihatannya harga baru stabil. Apalagi kalau harga pakan dan DOC (day old chicken/bibit ayam) tidak turun,” ungkapnya. Dikatakan, harga pakan ayam saat ini bermacam-macam. Tergantung kualitas.
BACA JUGA: Kementan Lepaskan 12 Ton Ayam Beku untuk Operasi Pasar
Sebelum ada kenaikan, harga pakan rata-rata dijual Rp 6.700-6.800 per kilogram. Setelah ada kenaikan beberapa pekan terakhir menyentuh angka Rp 7.000-Rp 7.300 per kilogram. ”Ada kenaikan Rp 300 per kilogram,” ucapnya. Karena harga pakan didatangkan dari Pulau Jawa, ongkos transportasi juga meroket.
Zamroni mengatakan, biaya angkut satu kontainer pakan kini berkisar Rp 12-13 juta. Padahal sebelumnya Rp 11 juta. Alhasil peternak di Kaltim kemudian menjual pakan di angka Rp 8.000 per kilogram. ”Setelah dihitung biayanya, Harga pakan bisa Rp 8.000 per kilogram. Terbesar sepanjang sejarah,” sebutnya.
BACA JUGA: Penjual Daging Ayam Mulai Menjerit Minta Solusi
“Jadi, selama di hulu belum turun, harga ayam di hilir tidak akan normal,” imbuhnya. Turunnya harga daging ayam dalam dua hari terakhir, menurut Zamroni disebabkan adanya inspeksi pemerintah.
“Tapi itu cuma jangka pendek. Ke depan ada sanksi kepada pedagang agar tidak mengambil untung yang besar,” ungkapnya. Karena itu, mewakili Pinsar Kaltim, dia menyarankan pemkot bersama pihak terkait memasang informasi harga kebutuhan pokok secara elektronik.
“Jadi ada informasi harga acuan. Harga ayam potong hari ini per ekor sekian. Ketika pembeli mau beli, sudah tau harganya. Dan bagi yang menjual lebih dari itu, sanksinya pencabutan larangan. Ini sudah saya sarankan tapi belum jalan, inginnya sidak terus,” kritiknya.
Selain menyediakan informasi harga secara real time di pasar-pasar tradisional, Zamroni berharap pemerintah membangun rumah pemotongan ayam (RPA).
Dikatakan, belum ada daerah di Kaltim yang memiliki RPA. Tertinggal dari Kalsel. Mengapa keberadaan RPA begitu vital? ”Kalau setiap kota ada RPA-nya, pasti punya freezer, penampungan ayam beku yang besar. Semua ayam potong yang masuk ke pasar masuk dulu ke RPA. Di Kaltim, ayam beku 100 persen dari luar Kaltim,” bebernya. (riz2/k18)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Harga Daging Ayam Makin Bikin Resah
Redaktur & Reporter : Soetomo