jpnn.com - LEMAHWUNGKUK - Jelang bulan Ramadan, harga daging ayam potong di pasar tradisional Kota Cirebon naik.
Pantauan Radar Cirebon (Grup JPNN), kenaikan daging ayam terjadi di pasar induk Jagasatru dan Pasar Kanoman. Daging ayam potong rata-rata naik Rp2.000 hingga Rp4.000 per kilo.
BACA JUGA: Pertamina Tambah Pasokan Elpiji 2,92 Juta Tabung
"Mulai naik sejak dua bulan yang lalu," ujar Maya, salah satu penjual daging ayam di Pasar Jagasatru, kemarin.
BACA JUGA: BPJS dinilai Berkedok Asuransi
Maya menjelaskan, harga ayam potong saat ini Rp28 ribu per kilogram, padahal dua hari yang lalu masih Rp26 ribu per kilogram. Ia menduga naiknya harga ayam saat ini lantaran permintaan meningkat dibandingkan biasanya.
"Kan nggak lama lagi puasa, biasanya memang harga ayam naik, di tambah permintaan meningkat," katanya.
BACA JUGA: Dahlan Minta ASDP jadi Koordinator di Merak
Hal senada dikatakan Ana, penjual daging ayam potong di Pasar Kanoman. Ana mengatakan, harga daging ayam potong normal Rp26 ribu. Namun, sejak tiga hari yang lalu, harganya naik jadi Rp30 ribu. "Naiknya bertahap, lima ratus, seribu, dua ribu," ungkapnya.
Akibat tidak stabilnya harga ayam, Ana mengaku mengalami kerugian. Jika setiap harinya dia bisa menjual 30 sampai 40 kilogram ayam, kini hanya terjual 20 hingga 25 kilogram.
"Pembelinya berkurang, makanya kita kurangi juga pasokan ayamnya. Ayam kan tidak tahan lama, jadi diambil yang buat langganan saja," tuturnya.
Sementara, untuk harga daging sapi belum mengalami kenaikan. Daging sapi rata-rata dipatok Rp85 ribu hingga Rp100 ribu per kilogram.
"Daging sapi sekarang ini masih stabil belum terjadi lonjakan," kata Hj Ema, salah satu penjual daging sapi di Pasar Kanoman.
Meningkatnya harga kebutuhan pokok, ternyata memicu inflasi di bulan Mei dan Juni. Kepala BPS Kota Cirebon, Imron Budiyanto didampingi Kepala Seksi Distribusi Statistik Nur Hidayat mengatakan, dari tujuh kota IHK di Jawa Barat, tercatat ada enam kota yang mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Sukabumi dengan angka inflasi 0,45 persen.
"Kenaikan inflasi pada bulan Mei lalu, dipicu karena kenaikan sejumlah komoditi. Salah satunya andil terbesar ialah kenaikan harga telur ayam ras, daging ayam, daging sapi dan susu," terangnya.
Telur ayam memberikan andil inflasi sebesar 0,0628 persen, daging ayam 0,0399 persen, daging sapi sebesar 0,0202 persen dan mi instan 0,0140 persen.
Ia menjelaskan, inflasi yang terjadi apabila dirinci dipengaruhi adanya kenaikan harga. Seperti yang ditunjukan oleh kenaikan indeks sebagain kelompok pengeluaran yaitu, kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar 0,20 persen dan kelompok kesehatan 0,59 persen.
Dengan adanya inflasi di bulan Mei, maka tingkat inflasi tahun kelender terkoreksi menjadi sebesar 1,76 persen dan inflasi tahunan sebesar 7,42 persen. "Angka inflasi Kota Cirebon sendiri masih di bawah inflasi Jawa Barat dan nasional, masing-masing 0,09 dan 016 persen," ucap Imron.
Apabila melihat bulan sebelumnya, angka inflasi di Kota Cirebon semakin menurun. Sementara apabila dibandingkan dengan inflasi tahunan. Laju inflasi pada bulan Mei 2013 terjadi deflasi sebesar -0,23.
Sementara pada bulan Mei 2014 terjadi inflasi sebesar 0,02 persen. Laju inflasi tahun ke tahun lebih besar dari pada tahun lalu, yakni tahun 2013 sebesar 2,07 persen dengakan tahun ini menjadi 7,42 persen. (mik/jml)
BACA ARTIKEL LAINNYA... BPJS Ketenagakerjaan Bayar JHT Buruh Sampoerna Rp 31 Miliar
Redaktur : Tim Redaksi