Harga Daging Bertahan

Selasa, 25 Februari 2014 – 06:22 WIB

jpnn.com - SURABAYA - Sejak awal tahun hingga kini, harga daging sapi segar di pasar tradisional masih bertahan tinggi. Diperkirakan, harga baru bergerak naik pada akhir Mei dimana peringatan Isra  Mi raj sehingga permintaan meningkat tajam.

Tapi di balik harga  yang tetap stabil, untuk menutupi kebutuhan daging, hampir 60 persen sapi yang dipotong merupakan sapi betina.

BACA JUGA: Kemendagri Minta Dana Bansos di APBD Sumut Dipangkas

Ketua Paguyuban Pedagang Sapi dan Daging Segar (PPSDS) Jatim Muthowif mengatakan sekarang harga daging segar dipasar tradisional masih stabil tinggi. Yakni, dengan rentang harga Rp 93.000-Rp 98.000 per kg.

Sedangkan kalau sapi lepas tulang di tingkat RPH (rumah pemotongan hewan) mulai Rp 80.000-Rp 83.000 per kg. Sementara harga sapi hidup di penggemukan Rp 42.000-Rp 44.000 per kg.

BACA JUGA: Tiket Pesawat Naik 40 Persen

"Sejak awal tahun sampai sekarang, belum ada kenaikan harga. Harga dapat dikatakan masih stabil dan mahal. Kami perkirakan harga bertahan sampai bulan Rajab, sebab ada momen peringatan Isra' Mi'raj. Pada bulan itu banyak orang yang membutuhkan daging segar. Selain Rajab, kemungkinan besar harga juga merangkak naik pada awal bulan puasa,"  urainya kemarin (24/2)

Menurut Muthowif, keberadaan daging sapi impor tidak bisa menurunkan harga sapi dan daging sapi lokal. Sebab, masyarakat enggan membeli daging impor, sehingga permintaan daging sapi lokal tetap tinggi. Sementara, tiap hari suplai daging sapi segar relatif tetap.  "Tiap hari rata-rata sapi yang dipotong di RPH Surabaya 155-160 ekor," sebutnya.

BACA JUGA: Saatnya Bikin Warga Melek Jasa Keuangan

Sedangkan dari jumlah itu, sapi potong jantan hanya 40 persen dan sisanya 60 persen merupakan sapi betina. Rinciannya, 30 persen merupakan sapi betina produktif, 20 persen tidak produktif dan 10 persen sisanya sapi susu perah produktif.

Menurutnya, sangat disayangkan kalau sapi betina produktif yang dipotong. Sebab berdampak pada populasi sapi di jatim ke depan.   "Nah jagal sendiri juga tidak tahu kalau itu produktif, baru tahu ketika dipotong ada janin di perutnya,"   ungkapnya. Selisih harga antara sapi betina dan sapi jantan Rp 500 ribu-Rp 1 juta per ekor.

Seretnya jumlah sapi yang dipotong juga disebabkan masih berlangsungnya pengiriman sapi Jatim ke luar provinsi. Sejak awal bulan Januari pengiriman sapi Jatim ke luar pulau dan luar Jatim masih terus berlangsung. Tujuan pengiriman sapi ke luar pulau antara lain tujuan Banjarmasin, Lampung Utara, Bangkabelitung. Sedangkan dalam pulau Jawa di antaranya ke DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Jawa Tengah. (res)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kinerja BRI Moncer, Selangkah Lagi Menuju Kapitalisasi Saham Teratas


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler