jpnn.com - JAKARTA – Harga daging sapi melambung tinggi jelang bulan suci Ramadan. Presiden RI Joko Widodo telah menginstruksikan kepada jajarannya agar harga daging sapi bisa ditekan hingga menyentuh level Rp 80 ribu per kg.
Ketua Asosiasi Pedagang Daging Indonesia (APDI) Asnawi mengungkapkan bahwa keinginan Presiden tersebut dianggap sangat masuk akal.
BACA JUGA: Asuransi Cover Risiko Gagal Panen
”Keinginan Pak Jokowi terkait penurunan harga daging hingga Rp 80 ribu – Rp 85 ribu jela sangat logis, sangat realistis. Karena sumber dari pengadaannya itu bukan berasal dari sapi siap potong, melainkan dari impor,” ujarnya usai sebuah diskusi di Jakarta, Sabtu (4/6).
Asnawi menjelaskan, keberadaan sapi-sapi tersebut kemungkinan besar diimpor langsung dari beberapa negara seperti Australia, India serta Argentina. Dia juga menyambut baik upaya pemerintah yang melakukan intervensi di pasar. Langkah tersebut dianggapnya telah membuahkan hasil.
BACA JUGA: Kebutuhan Likuiditas Lebaran Rp 23 Triliun
Dia membandingkan dengan kondisi yang terjadi tahun lalu dimana hingga h-2 bulan Ramadhan kenaikan harga daging sapi bisa mencapai 5 sampai 6 kali lipat dari harga normal.
Namun, meski optimis harga bisa ditekan sesuai keinginan Presiden, Asnawi mempertanyakan akankah ada subsidi yang diberikan oleh pemerintah kepada pedangang.
BACA JUGA: CIMB Niaga Auto Finance Perbesar Pembiayaan SUV
Sebab, hitung-hitungan pasar memang mengharuskan pedagang menelan rugi apabila keinginan harga daging sapi bisa berada di level Rp 80 ribu per kg.
”Kalau pemerintah mendatangkan daging impor dalam bentuk kemasan atau beku ya. Tapi kalau retailer di pasar jual Rp 85 ribu, pertanyaannya adakah nilai subsidi yg diberikan? Kalau ada ya pedagang siap saja. Rata-rata pedagang sekarang jual Rp 113 ribu per kg ke atas, artinya pedagang harus ambil kerugian Rp 33 ribu. Kalau memang pemerintah mensubdisi maka sangat mungkin bisa menjadi Rp 80 ribu per kg,” urainya.
Asnawi juga mengusulkan adanya langkah-langkah konkret yang dimaksudkan untuk meningkatkan kapasitas peternakan rakyat bisa meningkat menjadi peternakan berskala industri kecil. Dengan peningkatan menjadi peternakan berskala industri kecil, maka juga dapat menciptakan pertumbuhan di tingkat pedesaan.
Langkah tersebut, lanjutnya, belum dilakukan oleh pemerintah. Dengan tak kunjung dilakukannya upaya itu maka cita-cita Indonesia agar swasembada daging sapi dapat terealisasi. (dee)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tarif Kereta Api Turun, Tapi Cuma Rp 2 Ribu
Redaktur : Tim Redaksi