jpnn.com - PURWOKERTO - Antrean BBM di sejumlah SPBU di Banyumas sudah mulai normal. Berdasarkan pantauan Radarmas, Kamis (28/8) kemarin, antrean kendaraan bermotor tidak sepanjang hari-hari sebelumnya. Hal itu dikarenakan pasokan BBM yang sudah mulai normal per Rabu (27/8).
Salah satu petugas SPBU Ovis, mengatakan antrean kendaraan bermotor sudah mulai normal sejak Rabu (27/8) malam. Dia mengatakan beberapa waktu lalu memang sempat terjadi antrean kendaraan bermotor, khususnya untuk BBM jenis premium.
BACA JUGA: Tersangka Korupsi Masih Buron, Polresta Salahkan Media
"Sudah normal sejak tadi malam. Sekarang antreannya sudah normal, baik premium, solar, hingga pertamax," katanya.
Sejumlah SPBU lain di Banyumas juga sudah terlihat kembali beraktivitas normal. Bahkan beberapa SPBU yang sebelumnya memasang pemberitahuan BBM habis, Kamis kemarin sudah mulai kembali melayani pembelian BBM di SPBU masing-masing.
BACA JUGA: Tewas Tertimbun Tebu Satu Truk
Meski demikian, masyarakat mengeluhkan masih adanya sejumlah pedagang bensin eceran yang menaikkan harga. Salah satu warga Purwokerto, Wahyu Setyawan mengatakan harga bensin jenis premium di eceran saat ini masih tinggi, yaitu sekitar Rp 7.500 sampai Rp 8 ribu.
"Tadi saya mengisi bensin eceran di daerah Kebasen, harga dua liter yang biasanya Rp 14 ribu, sekarang jadi Rp 15 ribu," jelasnya.
BACA JUGA: Satpol PP Pemerkosa di Kantor Bupati Langsung Dipecat
Dia mengeluhkan adanya pedagang bensin eceran yang memanfaatkan momen kelangkaan BBM akibat pengendalian oleh Pertamina tersebut. Pasalnya, sejauh ini pengendalian yang dilakukan Pertamina tidak dibarengi dengan kenaikan harga BBM.
"Seharusnya harga di eceran masih tetap sama, mengingat harga di SPBU juga tidak berubah per liternya," jelasnya.
Sebelumnya, Hiswana Migas Kabupaten Banyumas menegaskan stok BBM di Banyumas masih aman. Oleh karena itu, masyarakat diminta untuk tidak khawatir akan kelangkaan BBM di wilayah Banyumas, khususnya BBM jenis premium.
Kepala Hiswana Migas Banyumas, Anas Pribadi mengatakan sejauh ini permintaan dan suplai BBM di Banyumas masih mencukupi. Namun demikian, dia mengakui ada kekurangan pasokan BBM di Banyumas, meski tidak sefatal di daerah-daerah lain.
"Tidak semua SPBU kosong, kita menerapkan sistem maping terhadap adanya kebijakan pengendalian pasokan BBM. Jadi, kalau ada SPBU yang dikurangi, SPBU lainnya tetap normal," katanya.
Di sisi lain, adanya pengendalian tersebut, ternyata cukup memberikan peningkatan pada permintaan BBM jenis pertamax yang meningkat sekitar 36 persen sejak pertengahan bulan Agustus lalu.
"Untuk ke depannya, kita mengimbau kepada seluruh SPBU di Banyumas untuk menyediakan terminal pengisian bahan bakar khusus (BBK), seperti pertamax, pertamax plus dan biosolar. Hal itu dilakukan untuk mengantisipasi hal-hal serupa jika sewaktu-waktu terjadi lagi," tegasnya. (bay/acd)
BACA ARTIKEL LAINNYA... BBM Dicuri, Pipa Pertamina Terbakar
Redaktur : Tim Redaksi