Harga Elpiji Melon dan Solar Berubah? Ini Jawaban Pemerintah

Selasa, 12 April 2016 – 08:52 WIB
Ilustrasi. Foto : Dok Jawa Pos

jpnn.com - JAKARTA – Harga solar baru kini sedang digodok pemerintah melalui Kementerian ESDM. Rencananya akan ada pencabutan subsidi sebesar Rp 1.000 per liter. Jika itu terjadi bahan bakar mesin diesel itu akan dijual Rp 6.150 per liter, tak jauh berbeda dengan premium yang dilepas Rp 6.550 per liter.

Menteri ESDM Sudirman Said mengakui, rencana pencabutan solar merebak karena harga minyak dunia masih berada di level bawah. Berbagai diskusi sudah dilakukan dan parlemen tidak menutup pintu terhadap rencana tersebut. ''Kemungkinannya terbuka, mumpung harga minyak lagi rendah,'' ujarnya. 

BACA JUGA: Duh...Subsidi Solar Bakal dicabut, Harganya jadi Segini

Tahun ini, subsidi solar dipatok Rp 16 triliun. Pada triwulan pertama 2016, bahan bakar untuk mesin diesel itu sudah dikonsumsi 2,9 juta KL. Ini artinya, pemerintah mengeluarkan subsidi Rp 2,9 triliun. 

Mantan bos PT Pindad itu menambahkan, pencabutan subsidi dilakukan secara bertahap. Saat ini pemerintah mencari cara yang tepat untuk meninjau ulang subsidi solar. Sudirman menegaskan tidak tahu secara pasti kapan pencabutan subsidi solar resmi berlaku. 

BACA JUGA: Length of Stay Turis di Bali Kian Turun

Sebab, pemerintah masih membutuhkan pembicaraan dengan parlemen untuk membahas Anggaran Pendapatan dan Be­lanja Negara Perubahan (APBN-P). ''Kami tidak bisa mengatakan pemerintah akan mencabut. Namun, kami akan mengusulkan (pencabutan subsidi), tergantung Komisi VIII DPR bagaimana,'' jelas Sudirman. 

Sementara itu, Kementerian ESDM memastikan tidak akan mencabut subsidi harga elpiji ukuran 3 kg atau yang lebih di­kenal dengan elpiji tabung melon dalam waktu dekat ini. ''Masyarakat jangan panik. Harga elpiji 3 kg tidak akan berubah dalam waktu dekat,'' kata Dirjen Migas Wiratmaja Puja di kantornya kemarin (11/4).

BACA JUGA: Oesman Sapta: Ditjen Pajak Tidak Mau Dibohongi Terus

Wiratmaja mengakui, pemerintah pernah berencana mengurangi subsidi elpiji melon Rp 1.000 per kg. Salah satu alasannya, harga LPG (liquefied petroleum gas) dunia turun. Namun, rencana tersebut belum direalisasi. Harga elpiji 3 kg masih tetap karena bersubsidi sesuai HET (harga eceran tertinggi) yang ditetapkan pemerintah daerah.

Pemerintah, kata Wiratmaja, telah mengalokasikan dana Rp 31 triliun untuk subsidi tabung melon. Kuota dipatok 6,6 juta metrik ton (MT). Saat ini, tugas pemerintah menjaga kuota subsidi sampai akhir tahun agar tidak jebol. Pada triwulan pertama 2016, jatah kuota elpiji 3 kg sudah digunakan 1,6 juta MT. ''Dana subsidi sudah ada. Itu harus dijaga,'' imbuhnya.

Ada sejumlah opsi untuk mencegah kuota subsidi tidak jebol. Salah satunya membangun jaringan gas perkotaan. Tahun ini, 89 ribu sambungan rumah tangga ditargetkan teraliri gas bumi. Dengan demikian, pengguna elpiji bersubsidi diharapkan berkurang karena harganya lebih murah dibandingkan elpiji tabung. (dee/c5/noe/pda) 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Jalin Kerja Sama, Nurbaya Initiative-PT Pos Targetkan 2 Juta UKM Online


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler