jpnn.com, JAKARTA - Harga emas merosot pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB).
Instrumen investasi safe heven itu berbalik melemah karena aksi ambil untung dari kenaikan selama tiga sesi berturut-turut.
BACA JUGA: Kabar Baik, Harga Emas Makin Cakep, Banyak Faktor Pendukung
Namun, di sisi lain, emas juga tertekan oleh USD yang rebound dari pelemahan baru-baru ini.
Indeks USD yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya menguat 0,91 persen menjadi 111,0740, menyusul penurunan 1,5 persen di sesi sebelumnya. Angka itu, merupakan penurunan persentase harian terbesar sejak Maret 2020.
BACA JUGA: Harga Emas Hari Ini Kembali Menanjak, Makin Cakep, Bun!
Kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah AS juga mengurangi daya tarik emas.
Emas berada di bawah tekanan tambahan karena data ekonomi yang dirilis pada Rabu (5/10/2022) positif. Laporan ketenagakerjaan Automated Data Processing Inc. menunjukkan sektor swasta AS menambahkan 208 ribu pekerjaan pada September, lebih baik dari perkiraan median 200 ribu oleh para ekonom.
Indeks Manajer Pembelian (PMI) jasa-jasa AS dari Global S&P berada di 49,3 persen pada September, naik dari perkiraan akhir Agustus di 43,7.
Kendati demikian, indeks PMI Jasa-jasa dari Institute for Supply Management's (ISM) berada di 56,7 persen pada September, turun sedikit dari 56,9 persen pada Agustus.
Investor saat ini sedang menunggu laporan pekerjaan September pada Jumat (7/10).
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember di divisi Comex New York Exchange, tergelincir USD 9,70, atau 0,56 persen, menjadi ditutup pada USD 1.720,80 per ounce, setelah diperdagangkan mencapai tertinggi sesi di USD 1.736,60 dan terendah sesi di USD 1.708,80.
Emas berjangka terangkat USD 28,5 atau 1,67 persen menjadi USD 1.730,50 pada Selasa (4/10). (antara/jpnn)
Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?
Redaktur & Reporter : Elvi Robiatul