jpnn.com, JAKARTA - Kenaikan harga garam di pasaran sejak beberapa bulan terakhir menyebabkan puluhan pengolah ikan asin selar di Pulau Sebira, Pulau Harapan, Kepulauan Seribu Utara, Kepulauan Seribu gulung tikar.
"Terhitung sudah ada 50 pengolahan ikan asin mulai menghentikan produksinya. Mereka menunggu harga garam stabil," ujar Murta'a, Lurah Pulau Harapan, Kamis (20/7).
BACA JUGA: Waduh, Mesin Kapal Digondol Maling Saat Bersandar di Kepulauan Seribu
Terpisah, Kepala Suku Dinas Perindustrian dan Energi (PE) Kepulauan Seribu Melinda Sagala mengaku telah menyiapkan langkah antisipasi untuk mengatasi kenaikan harga garam di pasaran.
Salah satunya dengan menggelar pelatihan membuat garam kepada warga Pulau Sebira yang berprofesi sebagai pengolah ikan asin.
BACA JUGA: Bupati Baru Ini Janji Nginap di Semua Tempat di Kepulauan Seribu
"Akan kita percepat program pelatihannya di Agustus nanti," tandasnya.
Sekadar informasi, pengolah ikan asin di Pulau Sebira menggunakan garam kasar sebagai bahan dasar campuran untuk mengaduk ikan segar menjadi ikan asin sebelum dikeringkan.
BACA JUGA: Pengawasan Kelaiklautan Kapal Tradisional Ditingkatkan
Garam kasar tersebut biasanya didapat dari wilayah Tangerang karena di wilayah Kepulauan Seribu tidak memiliki produksi garam sendiri.
Kini harga garam kasar sejak beberapa bulan belakangan mengalami kenaikan dari Rp 80 ribu menjadi Rp 250 ribu per 50 kilogram. (dil/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... KM Sabuk Nusantara 66 Diharapkan Bisa Tingkatkan Keselamatan
Redaktur & Reporter : Adil