Harga Gas Dunia Turun, tetapi LPG 3 Kg Langka, Aduh!

Senin, 10 Juli 2023 – 15:50 WIB
Politikus PKS mendesak pemerintah memperbaiki tata kelola gas LPG 3 kilogram agar pasokan lancar dan harga jualnya terjangkau. Foto/ilustrasi: Pertamina

jpnn.com, JAKARTA - Anggota Komisi VII DPR RI Mulyanto mengkritisi tata kelola liquefied petroleum gas (LPG) yang amburadul.

Mulyanto mendesak pemerintah memperbaiki tata kelola gas LPG 3 kg agar pasokan lancar dan harga jualnya terjangkau.

BACA JUGA: Harga Gas dan Pupuk Melonjak Gegara Invasi Rusia, Aksi Protes Mulai Anarkis

Pasalnya, di tengah harga gas dunia yang terus merosot hampir setengahnya sejak puncaknya di awal 2022, harga LPG di Indonesia tak bergeming.

Di sisi lain, Mulyanto mengaku banyak menerima laporkan dari berbagai daerah seperti Balikpapan, Makasar, Banyuwangi, sumbar, yang mengalami kelangkaan LPG 3 kilogram.

BACA JUGA: Informasi Penting dari Istana Soal Harga Gas Subsidi dan BBM Pertalite, Simak

"Jangan seperti sekarang, saat harga gas dunia anjlok, pasokan gas melon malah langka di beberapa tempat. Itu pun dengan harga yang masih tinggi," kata Mulyanto di Jakarta, Senin (10/7).

Mulyanto mengakui memang ada penumbuhan demand pasca pandemi Covid-19 dan diperkirakan over kuota tersebut tidak lebih dari 2,7 persen atau kekurangan sebesar 0,3 juta ton LPG 3 kg.

Namun, hasil prognosa Pertamina, biaya subsidi LPG 3 kilogram 2023 (dengan memperhitungkan biaya over kuota) dapat dihemat sebesar Rp 32.4, karena penurunan harga LPG dunia tersebut.

"Artinya over kuota tidak banyak dan uang subsidi lebih. Semestinya gas LPG 3 kilogram tidak langka dan bahkan turun harga.

Jadi, seharusnya di tahun politik ini pemerintah fokus untuk melayani kebutuhan masyarakat terutama pangan pokok dan energi.

"Tidak usahlah ikut cawe-cawe yang bikin bising suasana perpolitikan tanah air," jelas Mulyanto.

Sebagai informasi harga gas LPG CP Aramco, yang menjadi acuan Indonesia, di awal 2022 hampir menyentuh USD 1000 per metrik ton dan di awal Juli 2023 anjlok mendekati angka USD 420 permetrik ton. Turun lebih dari setengahnya.(mcr10/jpnn)


Redaktur & Reporter : Elvi Robiatul

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler