jpnn.com - JAKARTA – Para pengusaha sempat menilai bahwa harga gas industri di Indonesia merupakan yang paling mahal di dunia.
Namun, klaim para pengusaha tersebut mendapat bantahan dari pemerintah.
BACA JUGA: Bermain Total Branding di Inggris
Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar menilai, harga gas industri di Indonesia sangat bersaing dengan luar negeri.
Dalam diskusi di Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN), Arcandra menilai perbandingan harga yang mengemuka selama ini salah kaprah karena tidak apple-to-apple.
BACA JUGA: Bank Syariah Andalkan Pembiayaan Properti
Alasannya, pengusaha dan analis membandingkan landed price gas alam cair (liquefied natural gas/LNG) di luar negeri dengan harga konsumen (end user) di dalam negeri.
Di Indonesia, harga gas end user mencapai USD 8,3 per mmbtu. Landed price LNG berkisar di USD 4 per mmbtu.
BACA JUGA: Incar Sektor UKM, Daihatsu Luncurkan Jagoan Terbaru
’’Landed price LNG di Indonesia hampir sama dengan rata-rata negara tetangga,’’ ungkapnya.
Pada semester pertama 2016, rata-rata landed price LNG di dalam negeri mencapai USD 4,22 per mmbtu.
Artinya, harganya tidak jauh berbeda dengan Malaysia yang sebesar USD 4 per mmbtu, Korea Selatan (USD 4,55 per mmbtu).
Nominal itu justru lebih murah daripada Thailand yang sebesar USD 5,7 per mmbtu.
Perbandingan makin terasa jika sama-sama diadu dengan harga end user.
Di Singapura, harga LNG mencapai USD 15,96 per mmbtu, Malaysia (USD 6,6 per mmbtu;) dan Tiongkok (USD 15 per mmbtu).
Harga end user LNG di Indonesia sebesar USD 8–USD 12 per mmbtu, bergantung lokasi. ’’Indonesia masih dalam range persaingan,’’ terang Arcandra. (dim/c14/noe/jos/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Wings Air Buka Rute ke Sumut dan Nusa Tenggara
Redaktur : Tim Redaksi