Harga Impor dari Tiongkok tak Fair, Industri Baja Lokal Keteteran

Kamis, 18 Agustus 2016 – 09:31 WIB
Ilustrasi. Foto:AFP

jpnn.com - SURABAYA – Industri baja dalam negeri berharap pemerintah dapat menyerap baja lokal untuk proyek infrastruktur. Sebab, tahun ini Indonesian Iron and Steel Industry Association (IISIA) memprediksi konsumsi baja dalam negeri masih stagnan bila dibandingkan dengan tahun lalu.

Ketua IISIA Hidayat Triseputro menuturkan, pihaknya sangat berharap terhadap penyerapan baja dari proyek pemerintah. ’’Asalkan tidak terkena gempuran produk baja impor dari Tiongkok. Sebab, harga impor dari Tiongkok sangat tidak fair,’’ katanya kemarin (17/8).

BACA JUGA: Properti Bergairah, Permintaan Dekorasi Meningkat

Sektor konstruksi berkontribusi 70 persen dari total kebutuhan baja di Indonesia. Kontribusi proyek pemerintah mencapai 40 persen dari total kebutuhan baja dari sektor konstruksi.

Industri baja mengharapkan berkah dari proyek 35 ribu mw dengan kebutuhan baja dua juta ton dalam jangka waktu empat tahun. Selain itu, proyek perbaikan dan pembangunan jembatan maupun infrastruktur memerlukan dua juta ton baja.

BACA JUGA: Gantikan Raskin, Kupon Pangan Diyakini Potong Rantai Distribusi

Proyek infrastruktur dan konstruksi yang menggunakan APBN sebenarnya telah diwajibkan untuk memakai baja lokal dengan tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) tertentu maupun program peningkatan penggunaan produk dalam negeri (P3DN).

Sayangnya, beberapa kontraktor di proyek pemerintah masih bisa mencari celah untuk menghindar dari kewajiban penggunaan baja lokal. ’’Dari angka kebutuhan 12 juta ton baja, komposisi baja impor sudah mencapai 50 sampai 60 persen,’’ terangnya.

BACA JUGA: Gubernur BI: Ekonomi Indonesia Mulai Tunjukkan Perubahan

Meski begitu, produsen baja dalam negeri masih optimistis tahun depan terdapat perbaikan konsumsi di dalam negeri. Direktur PT Sunrise Steel Henry Setiawan memperkirakan, pada semester kedua ini, ada peningkatan permintaan baja lima persen jika dibandingkan dengan semester pertama kemarin.

Pada 2017, konsumsi baja nasional diprediksi meningkat enam persen. ’’Para stakeholder seharusnya memupuk rasa nasionalisme dengan memakai produk dalam negeri. Penggunaan baja lokal juga bisa membantu menghemat devisa negara,’’ ujarnya. (vir)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Reklamasi Jakarta Mampu Serap 20 Ribu Tenaga Kerja


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler