Harga Kedelai Gila-gilaan, Bareskrim Turun Tangan

Selasa, 05 Januari 2021 – 15:17 WIB
Kabareskrim Polri Komjen Listyo Sigit Prabowo. Foto: antara

jpnn.com, JAKARTA - Kabareskrim Polri Komjen Pol Listyo Sigit Prabowo menyatakan pihaknya menyelidiki dugaan penimbunan kedelai di sejumlah wilayah yang mengakibatkan kelangkaan bahan baku pembuatan tempe dan tahu itu di tengah masyarakat.

Penyelidikan dilakukan oleh tim satgas Pangan Polri di sejumlah wilayah di Indonesia dan telah melakukan pemeriksaan di sejumlah gudang importir dan distributor kedelai di wilayah Cikupa, Cengkareng, dan Bekasi.

BACA JUGA: Tempe dan Tahu Langka, Polri Kejar Penimbun Kedelai di Beberapa Daerah

"Satgas juga telah menginstruksikan satgas kewilayahan di tiap Polda untuk melakukan pengecekan harga, ketersediaan kedelai serta sentra-sentra pengolahan khususnya UMKM yang memproduksi tempe dan tahu," kata Komjen Listyo Sigit dalam keterangannya yang diterima di Jakarta, Selasa (5/1).

Diketahui, terjadi kenaikan harga kedelai di awal tahun 2021 ini yang menyebabkan sejumlah perajin tahu tempe mogok produksi selama tiga hari. Pasokan tahu dan tempe menghilang di pasaran selama 1 hingga 3 Januari.

BACA JUGA: Anak Gadisnya jadi Korban Perbuatan Terlarang, Perwira TNI Pasti Marah Banget

Kenaikan harga kedelai di kisaran angka Rp9.000 dari semula sekitar Rp7.000 per kilogram itu dinilai membebani pengusaha.

Pemerintah melalui Kementerian Perdagangan mengklaim telah menurunkan tim untuk mencari sumber masalah mogok produksi oleh produsen tahu tempe. Pemerintah menjamin pasokan kedelai akan segera stabil.

BACA JUGA: Bukan Front Persatuan Islam, Inilah Nama-Logo yang Akan Diluncurkan Kubu FPI

Kasatgas Pangan Polri Brigjen Pol Helmy Santika mengatakan, Polri telah memiliki data dan analisa ketersediaan serta kebutuhan kedelai secara nasional.

"Kami telah koordinasi dengan Kementerian Perdagangan, Kementerian Pertanian dan sejumlah pihak lain untuk menelusuri dugaan adanya penimbunan dan permainan harga kedelai yang melonjak sejak beberapa hari lalu," tutur Helmy.

Helmy juga menyebutkan bahwa perkembangan global di masa pandemik COVID-19 turut memengaruhi harga kedelai di pasar dunia.

"Berdasarkan data FAO, pada Desember 2020 ada kenaikan harga kedelai di pasar global sebesar 6 persen dari harga awal 435 dolar AS menjadi 461 dolar AS per ton," ucap Helmy. (antara/jpnn)

Jangan Lewatkan Video Terbaru:


Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler