Harga Kedelai Melambung, Eko Patrio Sindir Pemerintah, Pedas

Senin, 21 Februari 2022 – 17:10 WIB
Komedian sekaligus anggota DPR RI Eko Patrio. Foto: Instagram

jpnn.com, JAKARTA - Anggota Komisi VI DPR RI Eko Hendro Purnomo atau Eko Patrio menyebut Kementerian Perdagangan (Kemendag) seharusnya punya berbagai rencana cadangan mencegah kelangkaan dan naiknya harga kedelai di Indonesia.

Pernyataan Eko menyikapi alasan Mendag Muhammad Lutfi yang menyebut melonjaknya harga kedelai dipicu El Nina di kawasan Amerika Selatan dan kebutuhan pakan miliaran babi di China.

BACA JUGA: Pascakritik Minyak Goreng, Arief Poyouno Sentil Mendag soal Harga Kedelai, Jleb!

"Seharusnya sudah diprediksi jauh-jauh hari bahwa ternyata permintaan kedelai China meningkat drastis atau adanya La Nina," kata legislator Fraksi PAN itu, Senin (21/2).

Eko menyebut pemerintah melalui Kemendag bisa menggeser negara importir ketika memiliki rencana cadangan.

BACA JUGA: Iptu Rayendra Menguak Fakta Kematian Mbak Desi di Indekos, 3 Wanita Terlibat

Masih ada negara lain yang bisa memasok kebutuhan kedelai dalam negeri, seperti Brasil dan India.

"Informasi pasar ini seharusnya diberikan kepada importir, khususnya importir kedelai kecil untuk usaha tempe tahu skala UMKM, sehingga harga kedelai bisa tetap terjaga," beber Eko.

BACA JUGA: Terekam CCTV, 2 Wanita dan 4 Pria Diciduk di Hotel, Kasusnya Besar

Sebelumnya, Muhammad Lutfi menyebut terdapat beberapa faktor yang membuat harga kedelai dunia melonjak, salah satunya terjadi La Nina yang sangat basah di Argentina dan Amerika Selatan.

Kondisi itu menyebabkan suplai kedelai menjadi sangat terbatas, sehingga harga menjadi naik.

Selain itu, terdapat restrukturisasi dari peternakan binatang di China.

Negara tirai bambu itu kini membuat kebijakan bahwa lima miliar babi diberi makan kedelai.

"Jadi, permintaannya sangat tinggi menyebabkan harga sangat tinggi. Nah, ini yang menyebabkan harga kedelai di Indonesia juga tinggi," ujar Lutfi dalam keterangan persnya, Kamis (17/2).

Di sisi lain kebutuhan dalam negeri cukup tinggi, yakni sebanyak tiga juta ton per tahun.

Namun, pasokan domestik baru mencapai 500 ribu sampai 750 ribu ton per tahunnya.

Dengan demikian, 80-90 persen dari kebutuhan nasional masih diimpor dari sejumlah negara. (ast/jpnn)

Video Terpopuler Hari ini:

BACA ARTIKEL LAINNYA... KKB Terus Meneror, Sebegini Jumlah Korban Prajurit TNI, Astaga!


Redaktur : Rasyid Ridha
Reporter : Aristo Setiawan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler