Harga Kedelai Meroket, Tahu dan Tempe Bakal Naik?

Kamis, 06 Oktober 2022 – 15:28 WIB
Pemerintah diminta menggenjot produksi kedelai lokal di tengah naiknya harga kedelai saat ini. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Gabungan Koperasi Tahu Tempe (Gakoptindo) minta pemerintah menggenjot produksi kedelai lokal di tengah naiknya harga kedelai saat ini.

Sebab, harga kedelai saat ini telah melambung cukup signifikan, bahkan membuat perajin tempe dan tahu merugi.

BACA JUGA: Curhat Perajin Tempe Soal Harga Kedelai hingga Omzet Anjlok

Ketua Umum Gakoptindo Aip Syarifuddin mengatakan akibat naiknya harga kedelai, membuat perajin tempe dan tahu merugi dan menyebabkan 40 ribu perajin mengalami kebangkrutan.

"Iya, bangkrut ada sekitar 20-30 persen yang jelas sekarang ini kami susah," ujar Aip saat dikonfirmasi, Kamis (6/10).

BACA JUGA: Petani Minta Kementan Kendalikan Impor dan Menjamin Harga Kedelai Lokal

Menurut Aip, kenaikan harga kedelai tak terhindarkan, pada awal tahun harga kedelai Rp 8.000 per kilogram, sedangkan saat ini naik menjadi Rp 13 ribu per kilogram.

"Kami minta pemerintah untuk bisa memproduksi kedelai lokal karena kedelai lokal sangat bagus untuk dibuat tahu dan lebih bergizi daripada kedelai impor. Rasanya juga lebih enak," ungkapnya.

Selain itu, petani, pengrajin hingga masyarakat yang mengkonsumsi pun ikut sejahtera karena harga murah dan lebih sehat.

Aip mengungkapkan para perajin yang masih bertahan harus menyiasati produknya agar tidak rugi besar, seperti mengurangi jumlah produksi dan ukuran tempe atau tahu.

"Ada yang mengurangi produksi, ada yang mengurangi ukuran, ada yang menaikkan harga dan lain-lain," ungkap Aip.

Aip berharap pemerintah bisa mengendalikan harga kedelai impor dan meningkatkan produksi kedelai lokal.(mcr28/jpnn)


Redaktur : Elvi Robiatul
Reporter : Wenti Ayu Apsari

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler