jpnn.com, JAKARTA - Harga sejumlah komoditas diprediksi akan mengalami penurunan pada 2019. Situasi ekonomi global yang kurang kondusif hingga adanya kampanye hitam terhadap produk komoditas ekspor utama dalam negeri menjadi penyebabnya.
Jika tidak ditangani dengan cermat, tentunya hal itu bisa berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan ekonomi dalam negeri.
BACA JUGA: Harga Sejumlah Komoditas Pangan Naik, Daya Beli Menurun
Ekonom INDEF Bhima Yudisthira menuturkan harga komoditas seperti minyak dan batu bara relatif rendah. Salah satu faktornya adalah pasokan minyak Amerika Serikat yang over suplai.
”Minyak di AS over suplai sementara permintaan energi secara global menurun efek perang dagang,” kata Bhima saat dihubungi JawaPos.com.
BACA JUGA: Beberapa Penyebab Harga Batu Bara Terus Melorot
Disamping itu, data ekonomi dua negara adidaya, Tiongkok dan Amerika Serikat juga menunjukkan adanya perlambatan. Akibatnya, industri manufaktur juga melemah dan pembelian komoditas energi pun tertahan.
Di luar sektor energi, khususnya perkebunan sawit atau CPO juga kurang membahagiakan. Sebab, Indonesia masih akan dibayang-bayangi oleh hambatan tarif di India yang menaikkan tarif bea masuk CPO.
BACA JUGA: Ekspor Minyak Sawit Naik, Harga CPO Masih Rendah
“Ekspor (CPO) ke Eropa juga dihambat oleh kampanye hitam dan regulasi yang rugikan harga sawit,” kata Bhima.
Kendati begitu, masih ada angin segar bagi sektor komoditas CPO. Sebab harga CPO di Malaysia secara teknikal mengalami kelebihan pembelian saat ini. Hal itu dapat dimanfaatkan oleh perusahaan CPO dalam negeri untuk merebut pasar.
Sementara untuk komoditas karet, lanjutnya, juga belum akan meningkat secara signifikan. Namun, penyebabnya lebih kepada permintaan industri otomotif yang masih dalam tahap pemulihan sehingga harga kareta masih akan rendah dalam waktu yang relatif lama. (jpc/RB)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tol Laut Tak Maksimal, Harga Komoditas Lebih Mahal
Redaktur & Reporter : Soetomo