JAKARTA - Harga minyak mentah dunia kembali melonjak dan kini sudah hampir mendekati USd 90 per barelNamun pemerintah sejauh ini masih tenang-tenang karena kenaikan harga minyak dinilai sifatnya masih temporer saja
BACA JUGA: Berharap Letusan Tak Tambah Angka Pengangguran
Menko Perekonomian Hatta Rajasa menjelaskan hal itu di Jakarta, Senin (8/11)."Tidak ada dampak karena kalau melihat harga ICP kita itu kita lihat satu tahun itu
BACA JUGA: Enam Maskapai Asing Masih Takut Ke Cengkareng
Memang akhir-akhir ini naik USD 82, USD 80 (per barel), sekian tapi secara keseluruhan tak akan melampaui daripada ituHatta menilai kenaikan harga minyak sebesar yang pada Oktober telah mencapai USD 82,26 per barel belum memberikan dampak yang cukup besar bagi APBN karena sifatnya hanya sementara
BACA JUGA: Modal Asing Belum Dibatasi
Oleh sebab itu, Hatta mengakui belum ada rencana untuk menaikkan harga BBM"Tidak," jelasnya soal niat pemerintah menaikkan harga BBM.Hatta juga menyatakan pihaknya lebih fokus pada target pencapaian lifting yang diperkirakan tidak akan mencapai targetPasalnya, pipa gas Transportasi Gas Indonesia (TGI) yang bocor selama 2 minggu mengurangi potensi lifting sebesar 160 ribu bph dan setiap 10 ribu barel tidak tercapainya target liftimg akan mengurangi sebanyak Rp 1 triliun dalam APBN.
"Sejauh ini belum pada ituYang saya concern bukan pada ICP-nya karena ICP saya yakin amanYang saya yakin aman adalah soal lifting kalau 10 ribu meleset sama dengan 1 triliun melesetnyaSupaya kita kejar sempet berhenti di Chevron sempet berenti karena pecah pipa ada pengaruhnyaKita kejar supaya produksi kita tak jauh meleset," katanya lagi.
Pada perdagangan di pasar Asia, kemarin, harga minyak light untuk kontrak Desember tercatat naik 15 sen menjadi USD 87 per barelMinyak Brent kontrak Desember juga naik 9 sen menjadi USD 88,20 per barel.
Harga minyak mulai merayap naik pada Oktober, dan pada November ini kenaikannya semakin cepatLonjakan harga minyak mentah terutama terjadi setelah Bank Sentral AS mengeluarkan kebijakan "Quantitative Easing" tahap II dengan menggelontorkan likuiditas USD 600 miliar(lum)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Bank Mandiri Gelontorkan Rp2,3 M
Redaktur : Tim Redaksi