Harga Minyak Dunia Masih Fluktuatif

Jumat, 01 Mei 2020 – 17:38 WIB
Ilustrasi minyak dunia. Foto: pixabay

jpnn.com, JAKARTA - Direktur Eksekutif Reforminer Institute Komaidi Notonegoro menilai sikap pemerintah yang belum menurunkan harga BBM sudah sangat tepat.

Pasalnya, meski mengalami penurunan, namun harga minyak dunia sebenarnya masih fluktuatif.

BACA JUGA: Minyak Dunia Jatuh Lagi, Harga BBM Pertamina Turun?

Sekitar 2-3 bulan mendatang saat pandemi corona sudah mereda, diperkirakan harga akan kembali normal.

“Based on COVID-19, sejumlah analisis, termasuk kurva di Indonesia maupun dunia, diharapkan memang Juli normal. Harapan tersebut juga seperti disampaikan Ketua Gugus Tugas Penanganan COVID-19,” kata Komaidi, Jumat (1/5).

BACA JUGA: Harga BBM Belum Turun, Seperti ini Respons Pertamina

Dengan normalnya kondisi, lanjut Komaidi, otomatis sejumlah negara, seperti Jepang, Korea Selatan dan China, sudah melakukan ancang-ancang untuk perbaikan proses produksi.

Begitu pula dengan negara-negara G-7, terutama di Eropa, yang saat ini masih gigih menangani COVID-19.

BACA JUGA: Lihat nih, PLTU Paiton Diserbu Ribuan Ubur-Ubur

“Bahkan yang kami dengar informasinya, China sudah mulai pengadaan minyak dan gas, bahkan batubara. Proses itu dimulai, karena karena industri manufaktur mereka sudah mulai berjalan,” jelasnya.

Dengan peningkatan produksi manufaktur barang dan jasa itulah, imbuhnya, otomatis permintaan minyak juga meningkat. Dan stok saat ini, mulai bisa terserap sehingga harga berangsur normal.

Terpisah, Direktur Eksekutif Energy Watch Mamit Setiawan menuturkan penurunan harga memang tidak bisa dilakukan begitu saja, namun harus memperhitungkan banyak faktor.

Termasuk di antaranya, bahwa biaya yang dikeluarkan Pertamina juga sangat besar. Hal ini terkait dengan kondisi geografis Indonesia yang sangat luas dan sulit.

“Kita tidak bisa membandingkan harga BBM di Indonesia dan Malaysia. Luas wilayah berbeda, biaya distribusi juga berbeda. Jadi, banyak biaya variabel yang dikeluarkan,” kata Mamit.

Berbagai faktor tersebut, menurut Mamit, tentu memperberat kondisi Pertamina. Terlebih saat ini permintaan BBM juga menurun jauh.

Hal ini juga berbeda dibandingkan dengan pemain swasta lain, sehingga butuh banyak pertimbangan dalam pengambilan keputusan.

“Jadi, melihat bisnis Pertamina memang harus secara holistik, menyeluruh. Mereka tidak hanya bermain di hilir tetapi juga di hulu, yang saat ini mengeluarkan banyak biaya. Ini yang berbeda dengan swasta lain,” kata Mamit.

Di sisi lain Mamit mengingatkan, bahwa Pertamina sebenarnya juga sudah menurunkan harga BBM nonpenugasan pada Februari lalu.

Selain itu, meski dalam kondisi sulit karena tekanan pada sektor hulu, BUMN tersebut juga sudah memberikan berkontribusi untuk penanganan COVID-19.(chi/jpnn)


Redaktur & Reporter : Yessy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler