Harga Minyak Goreng di Daerah Ini Tembus Rp 70 ribu Per Liter, Ada Penimbunan?

Kamis, 10 Maret 2022 – 18:09 WIB
Harga minyak goreng makin tak terkendali, salah satunya di Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra). Ilustrasi foto: Wenti Ayu/JPNN.com

jpnn.com, KENDARI - Harga minyak goreng makin tak terkendali, salah satunya di Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra).

Harga minyak goreng di sejumlah pasar tradisional wilayah itu menembus Rp 70 ribu per liter.

BACA JUGA: APPSI Protes, HET Minyak Goreng di Ritel Modern dan Pasar Tradisional Tak Adil

"Ini sudah harga gila-gilaan, dan sangat aneh sekali karena daerah kami selain penghasil kelapa sawit terbesar di dunia, juga produk kelapa ditemukan dimana-mana, tetapi anehnya kok minyak goreng langka," kata Kiki (34), salah seorang ibu rumah tangga di Kendari, Kamis.

Menurut Kiki, selama sepekan terakhir ini ibu-ibu kesulitan mencari minyak goreng.

BACA JUGA: Minyak Goreng Langka, Mendag Curiga Ini Biang Keladinya

Jika pun ada, lanjutnya, ada pihak distributor yang menjual dengan sangat terbatas serta harus antre berjam-jam baru bisa mendapatkan 1-2 liter.

Iya mencontohkan warga di Kelurahan Wundudopi, Kecamatan Baruga, Kendari, misalnya, pada hari Selasa (8/3) dan Rabu (9/3) antre di sebuah gudang milik distributor minyak goreng untuk mendapatkan dua liter minyak goreng dalam kemasan merek tertentu.

BACA JUGA: Mendag Cek Harga Minyak Goreng di Pasar Kebayoran Lama, Hasilnya Mengejutkan!

"Syarat harus menyetor kartu identitas diri (KTP) sehari sebelum mendapatkan minyak goreng," ucapnya.

Di sisi lain, Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) minta masyarakat melapor jika menemukan adanya oknum, baik dari pihak distributor maupun agen yang sengaja melakukan penimbunan minyak goreng.

Kadis Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sultra Siti Saleha secara terpisah mengatakan pihaknya bersama instansi terkait yang tergabung dalam TPID terus melakukan pengawasan dan pemantauan melejitnya harga minyak goreng.

"Jangan sampai ada distributor yang nakal menjual dengan harga di atas HET (Harga Eceran Tertinggi) kemudian ada penimbunan, melakukan penimbunan berarti mempengaruhi harga dan kelangkaan," tegasnya.

Disperindag Sultra pun akan menggelar operasi pasar di halaman kantor Perindag pada 15 Maret ini.

"Diupayakan tanggal 15 Maret ini Insya Allah kita sudah melakukan operasi pasar dan kalau habis stoknya nanti kami minta lagi ke distributor," tegas Siti Saleha. (antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Elvi Robia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler