jpnn.com - PRABUMULIH - Turunnya harga bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertamax yang diberlakukan oleh PT Pertamina sejak kemarin (22/11) yakni dari Rp 10.200 per liter menjadi Rp 9.950 per liter atau tepatnya turun Rp 250, membuat sejumlah pedagang eceran dikota Prabumulih gigit jari.
Pasalnya, turunnya harga Pertamax ini menyebabkan sejumlah konsumen yang sebelumnya membeli bensin dieceran apabila terjadi antrean panjang saat pembelian bensin di SPBU, kini beralih ke Pertamax.
BACA JUGA: Cikarang Dry Port Siap Hadapi MEA 2015
Gunadi (42) warga Kelurahan Majasari Kecamatan Prabumulih Selatan menegaskan dengan penurunan harga pertamax, dirinya lebih memilih pertamax daripada membeli bensin dieceran.
"Jelas kita memilih Pertamax lah, harganya lebih murah Rp 50 dari pada bensin di eceran. Apalagi kadar minyak Pertamax lebih bagus, kalau eceran sudah sebotolnya tak sampai 1 liter, kurang-kurang campuran lagi bensinnya," ungkapnya.
BACA JUGA: Apindo Anggap Sulit Ajukan Keberatan UMK
Sementara itu, Puri (24) warga kelurahan Wonosari Kecamatan Prabumulih Utara mengatakan jika pascaturunnya harga Pertamax, penjualan bensin ecerannya menurun drastis.
"Oleh bensin naek kemaren bae, pembeli minyak ni lah turun. Tambah kabar Pertamax turun, jadi tambah sepi. Biaso sehari itu biso 15 botolan laku, ini sampe nak sore baru laku duo botol.
BACA JUGA: Harga Pertamax Dekati Premium
Disinggung apakah akan menurunkan harga eceran, Puri menegaskan jika dirinya belum berniat untuk menurunkan harga bensin yang dijualnya tersebut, mengingat akan berpengaruh pada omzet penjualannya.
"Hargo semak ini be untung kami la kecik, apolagi diturunke. Soalnyo kami bensin ini ngambek di uwong, bukan beli dewek di SPBU, olehnyo motor kami muatannyo sedikit, jadi dari pada dapet capeknyo bae, enak kami ngambek di uwong," terangnya. (dek/RMOL)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Stop Impor Garam dan Gula
Redaktur : Tim Redaksi