jpnn.com, JAKARTA - Harga pupuk yang kian melambung membuat petani kesulitan.
Anggota Komisi IV DPR RI Firman Subagyo mengatakan pemerintah perlu melakukan intervensi untuk menekan harga pupuk.
BACA JUGA: PISPI Banten Dorong Penggunaan Pupuk Organik untuk Pertanian Berkelanjutan
Menurutnya, salah satu masalah yang menyebabkan pupuk mahal adalah biaya produksi yang tinggi.
"Produksi pupuk ini bahan bakunya ada namanya gas, gas sendiri yang namanya pemerintah itu masih memberikan patokan harga pasar internasional pada hari ini. Sebetulnya untuk subsidi masyarakat miskin, logikanya kalau ini dari negara untuk rakyat kan harganya dibikin harga khusus," kata Firman dalam keterangannya di Jakarta, Jumat.
BACA JUGA: Permudah Kebutuhan Petani, Pupuk Indonesia Kembangkan Program Retail Management
Firman menilai kenaikan harga pupuk juga tak terlepas dari melonjaknya harga bahan bakunya, seperti KCL dan juga fosfat.
"Selain itu harga bahan baku tersebut melonjak dikarenakan permintaan yang tinggi di seluruh dunia setelah ekonomi global mulai pulih secara perlahan," bebernya.
BACA JUGA: Cegah Penyelewengan Pupuk Bersubsidi, PKT Gandeng Kapolda Kaltim dan Kajati
Di sisi lain, lanjutnya, stok pupuk bersubsidi sering disalahgunakan dan dijual sebagai pupuk komersil.
Hal itu karena adanya disparitas harga yang sangat tajam antara pupuk bersubsidi dan komersil.
"Tingginya perbedaan harga tersebut, menjadi kesempatan bagi sejumlah oknum untuk melakukan penyelewengan," ucapnya.
Firman mengaku kerap mendapatkan laporan terjadinya penyelewengan dalam pendistribusian pupuk bersubsidi.
Penyelewengan itu, lanjutnya, biasa terjadi dari lini tiga atau level distributor hingga penyaluran kepada petani.
"Tata kelola ini yang dari lini tiga ke bawah harus ditata ulang, dibenahi, data itu harus valid," tegasnya.
Dia menyebut perusahaan pupuk besar saat ini cukup baik menyalurkan pupuk.
"Tidak berani main-main di situ, kalau mau manipulasi tidak berani apalagi BUMN besar tidak berani. Tetapi setelah sampai di lini tiga itu ada yang main-main, itu yang tertangkap itu mainannya di tingkat bawah," kata Firman. (antara/jpnn)
Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:
Redaktur & Reporter : Elvi Robia