jpnn.com, KUPANG - Dua pekan terakhir ini, harga kacang kedelai melambung tinggi sehingga memicu kenaikan harga tahu dan tempe.
Sebelumnya harga tahu dan tempe per papan sebesar Rp 50.000, namun saat ini mengalami kenaikan Rp 10.000.
BACA JUGA: Kebutuhan Kedelai Nasional Akan Dipenuhi 16 Daerah Ini
Menanggapi hal tersebut, Natalia, warga Kota Kupang dan penggemar tahu mengatakan dirinya tidak merasa terganggu dengan kenaikan harga tahu dan tempe yang terjadi saat ini.
Menurut Natalia, harga tahu jika dibandingkan dengan ikan, maka masih lebih baik membeli tahu karena harganya masih relatif murah.
BACA JUGA: Harga Kedelai Merajalela, DPR Nilai Mendag Tak Punya Solusi
“Tahu ini makanan kalangan menengah ke bawah dan dampaknya mungkin dirasakan pengusaha tetapi kalau kita yang beli sedikit-sedikit ini tidak terasa,” tutur Natalia, Selasa (22/2).
Sementara itu, Ina, salah seorang mahasiswa Undana mengaku kesulitan jika terjadi kenaikan harga tempe dan tahu.
"Kami sebagai anak kos yang pemasukan dari orang tua merasa sangat kesulitan. Kalau semua harga pangan naik, bisa mati kami," kata Ina.
Selain itu Vian juga mengatakan kenaikan harga tahu dan tempe memang wajar karena harga kedelai juga saat ini mengalami kenaikan.
Namun demikian, warga Kota Kupang berharap pemerintah bisa menekan lonjakan harga kedelai ini karena masyarakat dalam kondisi sulit dengan pendapatan kecil.
“Pemerintah seharusnya berpihak kepada masyarakat, karena tempe dan tahu dikonsumsi orang dengan pendapatan kecil lalu situasi saat ini masih dalam kondisi pandemi, seroja, dan penyakit lainnya," kata Natalia. (mcr2/jpnn)
Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:
Redaktur : Friederich
Reporter : Meylinda Putri Yani Mukin