Harga Kedelai Merajalela, DPR Nilai Mendag Tak Punya Solusi

Selasa, 22 Februari 2022 – 08:13 WIB
Anggota Komisi IV DPR RI Bambang Purwanto mengkritik keras alasan Mendag dalam menyikapi kelangkaan dan melonjaknya harga kedelai. Ilustrasi kedelai: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Anggota Komisi IV DPR RI Bambang Purwanto mengkritik keras alasan Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi menyikapi kelangkaan dan melonjaknya harga kedelai.

Lutfi sebelumnya menyebut kelangkaan dan melonjaknya harga kedelai dipicu La Nina di kawasan Amerika Selatan dan kebutuhan pakan ternak babi di China.

BACA JUGA: Langka, Eko Patrio Minta Pemerintah Genjot Produktivitas Tanaman Kedelai

"Enggak jelas itu, apa memang enggak punya alternatif," kata Bambang kepada wartawan, Senin (21/2).

Menurut Bambang, ketergantungan pasokan kedelai dari produsen luar negeri sebenarnya menjadi kelemahan Indonesia sebagai negara agraris. 

BACA JUGA: Duh! Ekonom Khawatir Harga Kedelai Picu Kenaikan Komoditas Lain

Legislator Fraksi Partai Demokrat itu menyebut kondisi kelangkaan kedelai bukan hanya saat ini saja dan sudah berulangkali dengan persoalan sama. 

"Apa masalahnya, apa tidak mau belajar dari peristiwa yang lalu sehingga selalu berulang pada persoalan yang sama," kata Bambang.

BACA JUGA: Mendag Sebut Babi di China Bikin Kedelai Langka, Rizal Ramli: Ngeles kok Asal!

Oleh karena itu, kata dia, DPR mengundang Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, serta Menteri ESDM Arifin Tasrif dalam rapat gabungan, Kamis (17/2).

Rapat digelar demi mencari tahu akar masalah isu pangan yang terjadi sejak awal 2022 seperti melambungnya harga kedelai.

Namun, Muhammad Lutfi tidak hadir dalam rapat dan tidak mengirim pula perwakilan, sehingga kegiatan urung digelar.

"Artinya Mendag tidak ada keinginan melakukan perbaikan tata kelola pangan,” tegas Bambang.

Muhammad Lutfi sebeluknya menyebut terdapat beberapa faktor yang membuat harga kedelai dunia melonjak, salah satunya yakni terjadi La Nina yang sangat basah di Argentina dan Amerika Selatan. 

Kondisi itu menyebabkan suplai kedelai menjadi sangat terbatas, sehingga harga menjadi naik.

Selain itu, terdapat restrukturisasi dari peternakan binatang di China. Negara tirai bambu itu kini membuat kebijakan bahwa lima miliar babi diberi makan kedelai.

"Jadi,permintaannya sangat tinggi menyebabkan harga sangat tinggi. Nah, ini yang menyebabkan harga kedelai di Indonesia juga tinggi," ujar Mendag Lutfi dalam keterangan persnya, Kamis (17/2).

Di sisi lain kebutuhan dalam negeri cukup tinggi, yakni sebanyak tiga juta ton tahun, namun pasokan domestik baru mencapai 500 ribu sampai 750 ribu ton per tahunnya. 

Dengan demikian, 80-90 persen dari kebutuhan nasional masih diimpor dari sejumlah negara. (ast/jpnn)


Redaktur : Elvi Robia
Reporter : Aristo Setiawan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
harga kedelai   DPR   Mendag   Kedelai   La Nina   Ekonomi  

Terpopuler