jpnn.com, JAKARTA - Kenaikan harga telur ayam terus terjadi sesuai Lebaran Idulfitri 1444 Hijriah.
Dipantau dari laman resmi hargapangan/bi.go.id harga telur ayam rerata nasional menembus Rp 31.850 per kilogram.
BACA JUGA: Harga Telur Ayam Terus Melonjak, Tembus Sebegini
Kemudian, di pasar-pasar di Jakarta, rerata harga telur tembus Rp 32.312 per kilogram.
Satgas Pangan Polri mengakui asa kenaikan harga telur ayam.
BACA JUGA: Harga Telur Meroket, Begini Penjelasan Mendag Zulhas
Kepala Satgas Pangan Pusat Brigjen Pol. Whisnu Hermawan menyatakan pihaknya mengidentifikasi penyebab kenaikan harga telur ayam ras di sejumlah pasar berdasarkan hasil pemantauan di beberapa wilayah.
"Ada beberapa penyebab meningkatnya harga telur ayam ras," kata Wisnu di Jakarta, Senin.
Menurutnya, ada beberapa penyebab kenaikan harga telur, pertama, karena adanya kelangkaan bahan baku pakan ternak, khususnya ayam petelur.
Kondisi itu menyebabkan harga pakan ayam yang tinggi mencapai Rp 8.500 sampai Rp 8.700 per kilogram.
Tingginya harga pakan merupakan refleksi dari harga bahan baku pakan, sehingga menyebabkan tidak semua peternak ayam petelur dapat membeli pakan ternak.
"Sebagian peternak ayam petelur memilih untuk tutup dan peternak ayam petelur yang sanggup membeli pakan akan menaikkan biaya produksinya," jelas Wisnu.
Kedua, lanjut Wisnu, biaya transportasi atau angkutan distribusi telur dari daerah penghasil telur ke daerah yang belum memiliki kemampuan mencukupi kebutuhan telur cukup mahal.
"Beberapa daerah belum bisa mencukupi kebutuhan telur ayam ras di daerahnya, sehingga masih supply dari daerah lain," tambahnya.
Ketiga, permintaan kebutuhan masyarakat akan telur ayam ras cukup tinggi, salah satunya untuk program pencegahan stunting yang dilakukan Pemerintah.
"Adanya bantuan sosial dan kebijakan dari Badan Pangan terkait stunting," katanya.
Satgas Pangan Polri terus berupaya mencari solusi untuk mengendalikan harga serta ketersediaan telur ayam ras di masyarakat.
Satgas Pangan saat ini tengah berkoordinasi dengan Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri dan instansi terkait untuk mempercepat realisasi importasi bahan baku pakan ternak karena terbatasnya stok dalam negeri.
Satgas Pangan juga turun langsung ke para distributor dan sentra pasar untuk mengecek stabilitas harga dalam rangka menjaga kestabilan bahan pakan ternak.
"Terutama jagung dan bahan pakan yang berasal dari impor," ucap Wisnu.
Kemudian, Satgas Pangan Polri juga berkoordinasi dengan pemerintah daerah dan instansi terkait untuk memastikan kelancaran distribusi transportasi atau angkut terhadap bahan pakan ternak ke peternakan dan peternak ayam petelur ke konsumen.
"Kami berupaya memangkas rantai distribusi yang bertujuan untuk mengurangi margin harga, sehingga harga di tingkat konsumen stabil sesuai dengan harga acuan yang ditetapkan oleh pemerintah," ujar Whisnu.(antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : Elvi Robiatul