jpnn.com, JAKARTA - Pengumuman Kementerian Kesehatan yang menetapkan tarif atas tes usap Polymerase Chain Reaction (PCR) sebesar Rp525 ribu di luar Jawa dan Bali, belum dilaksanakan daerah.
Hasil penelusuran JPNN.com, di sejumlah laboratorium, harga tes PCR tertinggi masih Rp1,6 juta. Tarif ini untuk masyarakat yang ingin mendapatkan hasil lebih cepat, 6 jam. Sedangkan yang terendah Rp495 ribu.
BACA JUGA: Jokowi Turunkan Harga Tes PCR, Ahli Epidemiolog: Masih Kemahalan
Ada tiga laboratorium yang dipantau JPNN.com, hari ini (18/8) lewat pendaftaran online. Untuk Laboratorium Biomolekukar Universitas Sam Ratulangi tersedia tiga layanan yang bisa diakses masyarakat. Yaitu kelas platinum biayanya Rp1,6 juta, hasil 6 jam selesai.
Kelas gold Rp1,250 juta, hasilnya diperoleh 10 jam. Sedangkan kelas standar (reguler) Rp900 ribu, hasil keluar 1x24 jam.
BACA JUGA: Biaya Tes PCR Diturunkan, Pimpinan DPD RI Apresiasi Keputusan Presiden Jokowi
Namun, untuk kuota swab ini terbatas. Misalnya kelas reguler hanya untuk 32 orang per hari.
Sedangkan Laboratorium Pramitha, Jalan Garuda Mahakeret Barat untuk layanan swab PCR 1x24 jam dibanderol Rp990 ribu.
BACA JUGA: Koarmada III TNI AL Lanjutkan Serbuan Vaksinasi Dosis Kedua Kepada Masyarakat Pulau Soop
Sama seperti Laboratorium Biomolekukar Unsrat, Pramitha pendaftarannya dilakukan online dengan kuota terbatas. Bahkan saat JPNN.com mencoba memasukkan tanggal pendaftaran, statusnya penuh dari 18 sampai 20 Agustus.
Nah, di Laboratorium Kimia Farma Manado, harga swab PCR Rp495.000 di laboratorium ini melayani 52 orang setiap harinya.
Masih tingginya harga swab PCR di Manado ini menjadi kendala bagi masyarakat. Masyarakat yang akan melakukan perjalanan ke luar daerah terpaksa harus tes swab PCR. Kesulitan lainnya adalah laboratorium yang melayani swab PCR sangat terbatas.
Sedangkan masyarakat yang tidak melakukan perjalanan, memilih tidak melakukan swab meski ada gejala Covid-19 seperti demam tinggi, gangguan penciuman, batuk pilek, sesak napas, dan lainnya.
"Daripada keluar uang banyak, mending di rumah saja. Minum jahe campur sereh, makan banyak pasti sembuh juga," ujar Natali, salah satu warga Mapanget kepada JPNN.com.
Dia menambahkan kalaupun harus tes, masyarakat memilih swab antigen karena harganya lebih terjangkau.(esy/jpnn)
Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?
Redaktur : Friederich
Reporter : Mesya Mohamad