Harga Tiket Pesawat Turun, Semoga Bukan Hanya Skema Diskon

Minggu, 23 Juni 2019 – 05:23 WIB
Petugas maskapai penerbangan melayani konsumen soal tiket pesawat. Foto: Kaltim Post/JPNN

jpnn.com, BALIKPAPAN - Dewan Penasihat Asosiasi of the Indonesian Tours & Travel (Asita) Kalimantan Timur Eddy Yusuf Assainar mengatakan, mahalnya tiket pesawat yang terjadi sejak November 2018 membuat omzet biro perjalanan anjlok.

"Dibandingkan tahun lalu turunnya 10-15 persen. Ada yang sampai 20 persen. Terutama kunjungan domestik banyak yang kurang. Apalagi sekarang ini yang kami jual mayoritas paket wisata," katanya, Jumat (21/6).

BACA JUGA: Lion Air akan Turunkan Harga Tiket

Dia menyampaikan, pihaknya sangat menunggu turunnya harga tiket pesawat.

BACA JUGA: Dilema Bisnis Pertamini: Ilegal, Tetapi Dibutuhkan Masyarakat

BACA JUGA: Harga Tiket Pesawat Mulai Turun

Pasalnya, sebelumnya pemerintah hanya mengimbau, tetapi maskapai tidak menggubris.

“Mereka turunkan, tetapi dengan skema diskon. Semoga yang sekarang ini serius. Tidak menjadi angin lewat saja,” katanya.

BACA JUGA: Pemerintah Putuskan 3 Kebijakan Lanjutan Turunkan Tarif Tiket Pesawat

Harapan yang sama juga diungkapkan Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Balikpapan Sahmal Ruhip.

Dia mengatakan, industri perhotelan turut terkena dampak dari melambungnya harga tiket pesawat yang mencapai 20 persen.

PHRI berharap persoalan ini segera teratasi dengan benar. Sebelumnya ada arahan dari pemerintah turun, tetap saja tarif tiket mahal.

“Turun, tetapi hanya diskon,” ujarnya.

Sebagaimana diketahui, pemerintah telah sepakat untuk mengeluarkan kebijakan penurunan tarif tiket penerbangan berbiaya murah atau low cost carrier (LCC) pada penerbangan domestik, Kamis (21/6). 

Maskapai ditargetkan mengumumkan penurunan tarif tiket LCC pada pekan depan.

Menko Perekonomian Darmin Nasution menyatakan, pemerintah memberikan tenggat seminggu ke depan bagi maskapai dan stakeholders terkait untuk memberikan usulan rute-rute LCC mana saja yang akan diturunkan.

Usulan itu termasuk besaran harga, harga avtur yang sanggup diberikan Pertamina serta penurunan biaya dari operator bandara, PT Angkasa Pura I (Persero) dan PT Angkasa Pura II (Persero).

"Tunggu saja. Seminggu dari sekarang akan disampaikan masing-masing maskapai penerbangan untuk LCC domestik," kata Darmin.

Sekretaris Kementerian Koordinator bidang Perekonomian Susiwijono menambahkan, maskapai akan mengusulkan kepada pemerintah terkait berapa kali penerbangan murah yang akan diberikan dalam frekuensi penerbangan LCC per hari.

"Kalau ada kebutuhan destinasi tertentu yang selama ini belum ada, kami minta sediakan. Begitu juga kami minta ke Pertamina untuk mengkaji penurunan harga avtur,” ujarnya. (aji/tom/k15)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pengamat: Harga Tiket Pesawat Bukan Ranah Kemenhub


Redaktur & Reporter : Ragil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler