jpnn.com, JAKARTA - Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Rosan Perkasa Roeslani menyatakan bahwa pihaknya tidak ingin berpolemik soal format debat kandidat Pilpres 2024.
Bagi dia, polemik tersebut tidak bermanfaat sama sekali, sehingga hanya akan membuang-buang waktu masyarakat yang mengikutinya.
BACA JUGA: Debat Cawapres Dihilangkan, Tim AMIN yang Disebut sebagai Pengusul Buka Suara
"Sayang waktunya masyarakat terbuang percuma untuk menyaksikan polemik soal format debat. Yang pasti paslon Prabowo-Gibran siap mengikuti format apapun yang diinginkan masyarakat dan ditetapkan oleh KPU," kata Rosan, Senin (4/12).
Rosan menegaskan bahwa yang terpenting format tersebut meningkatkan kualitas pemilu dan demokrasi di Indonesia.
BACA JUGA: Timnas AMIN Usulkan 2 Debat Tambahan, Apa Prabowo-Gibran Bakal Nyaman?
"Jauh lebih baik kalau setiap paslon berlomba-lomba menyampaikan gagasan besarnya masing-masing atau mempertontonkan aksi nyata yang bermanfaat untuk masyarakat. Contohnya seperti yang kami lakukan sekarang ini setiap hari di seluruh Indonesia," tambah Rosan.
Menurutnya, salah satu contoh yang dimaksud adalah pembagian makan siang sehat gratis setiap hari untuk anak-anak sekolah dasar di seluruh Indonesia.
BACA JUGA: 6 Debt Collector Penarik Paksa Kendaraan-Pelaku Kekerasan Ditangkap Polda Jateng
Pasangan calon (Paslon) nomor urut 2 Prabowo-Gibran berkomitmen untuk melakukan pemberian makan siang sehat gratis setiap hari sampai dengan hari terakhir kampanye tanggal 10 Februari 2024.
"Di TKN Prabowo-Gibran prinsip dalam kampanye kami adalah wajib memberikan manfaat langsung bagi orang lain dan orang banyak sesuai dengan kebutuhannya. Jadi bukan untuk kepentingan kami sendiri yang diprioritaskan. Itu sesuai dengan azas kekeluargaan dan prinsip gotong royong," ujarnya.
Nantinya, menurut Rosan, bila Prabowo-Gibran terpilih sebagai Presiden dan Wakil Presiden RI 2024-2029, program tersebut akan menjadi salah satu kebijakan pemerintah yang diutamakan dengan anggaran mencapai Rp 400 triliun per tahun atau kurang lebih Rp 1,1 triliun per hari.
Menurut Tim Pakar TKN ada 82,3 juta anak usia dini dan ibu hamil yang perlu dibantu dan menjadi prioritas pemerintah nantinya.
"Selain untuk membebaskan 30 juta lebih anak usia dini dan 4,8 juta Ibu hamil dari bahaya stunting, dampak multiplier ekonominya juga sangat besar. Karena sumber daya manusia yang terlibat untuk melaksanakan kebijakan tersebut setiap hari bisa mencapai jutaan orang yang akan menikmati pendapatan tambahan dengan jumlah lebih tinggi dari UMR setiap bulannya," kata Rosan.
Menurut simulasi Tim Pakar TKN Prabowo-Gibran, satu program itu saja berpotensi menambah pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 2-2,5 persen setiap tahunnya. (dil/jpnn)
Jangan Lewatkan Video Terbaru:
Redaktur & Reporter : M. Adil Syarif