jpnn.com, WASHINGTON DC - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken memperingati Hari Internasional Perangi Islamofobia pertama, Rabu (15/3), mengatakan bahwa setiap orang memiliki kebebasan untuk menjalankan keyakinan mereka.
"Setiap orang di mana pun memiliki hak atas kebebasan berpikir, hati nurani, beragama, dan keyakinan, termasuk kebebasan untuk mengubah keyakinannya atau tidak meyakininya," kata Blinken dalam sebuah pernyataan.
BACA JUGA: Terjadi Pembakaran Al-Qurâan di Swedia, Saran HNW agar Umat Islam Tak Terprovokasi Islamofobia
"Setiap orang juga memiliki kebebasan, baik secara individu maupun bersama-sama dengan orang lain, maupun di depan umum atau pribadi, untuk melaksanakan keyakinan itu dalam ibadah, ketaatan, pengamalan, dan pengajaran," lanjutnya.
Blinken mengatakan bahwa Muslim di seluruh dunia terlalu sering menghadapi diskriminasi dan kebencian karena keyakinan agama mereka.
BACA JUGA: Islamofobia di Prancis Bikin Profesional Muslim Muak dan Lakukan Ini
15 Maret adalah hari peringatan pertama yang diumumkan oleh PBB pada 2022.
Hari tersebut juga memperingati empat tahun serangan teror di dua mesjid di Christchurch, Selandia Baru, di mana seorang pria bersenjata api membunuh 51 jemaah Muslim dan melukai 40 lainnya.
BACA JUGA: Amerika Insaf, Saatnya Muslim Bersatu Melawan Islamofobia
"Pada hari ini, kami meminta perhatian kepada orang-orang di seluruh dunia yang dilecehkan, ditahan, dipenjara, atau bahkan dibunuh karena mengidentifikasi diri, mempraktikkan, memeluk agama Islam, atau dianggap sebagai Muslim."
"Amerika Serikat akan terus mengadvokasi kemampuan individu untuk hidup sesuai dengan perintah hati nurani mereka dan berbicara atas nama mereka yang telah ditolak kemampuannya untuk melakukannya," kata Blinken.
"Ketika Muslim di seluruh dunia mempersiapkan bulan suci Ramadan mereka, saat berpuasa dan merawat komunitas, mari kita di sini di Amerika Serikat dan di luar negeri, bekerja untuk memerangi kebencian ini," katanya. (ant/dil/jpnn)
Redaktur & Reporter : M. Adil Syarif