MATARAM – Hari ini hingga dua hari kedepan (5-7) Direktur Utama (Dirut) PT PLN (Persero) Dahlan Iskan akan melihat kondisi listrik di NTBDahlan Iskan Iskan dan rombongan rencananya akan melihat kondisi listrik mulai dari Bima dan berakhir di Mataram. ‘’Sekitar 10 orang jajaran Direksi PLN yang akan datang
BACA JUGA: Provinsi Papua Tengah Tunggu Dukungan 5 Kabupaten
Mereka naik pesawat dari Denpasar langsung ke Bima,’’ kata Manager Teknik PLN Wilayah NTB Akbar Ali, kemarinSejak mantan bos Jawa Pos ini menjabat Dirut PLN, kondisi listrik di NTB memang menjadi sorotan
BACA JUGA: Kepentingan Politik Pilkada Tumpangi Syariat Islam
Bahkan dalam beberapa kali curhat, Dahlan menyebutkan kalau Lombok merupakan daerah yang paling menderita krisis listrik setelah PaluBACA JUGA: Gempa 5,0 SR Kembali Guncang Manokwari
Beberapa waktu lalu, Dahlan Iskan juga pernah berkunjung ke Lombok Selain meninjau PLTU Jeranjang, Dahlan juga menanyakan langkah PLN Wilayah NTB untuk menyelesaikan krisis listrik dalam jangka pendek
Dan sejak tanggal 1 Juli lalu, komitmen itu dibuktikan dengan tidak adanya lagi pemadaman bergilir sebagai mana awalnyaKalau pun toh masih ada padam, itu dikarenakan beberapa gangguan dan penyesuaian mesin dan jaringan‘’Bukan karena kekurangan daya,’’ kata Manager SDM dan KHA Ahmad Dzudjad saat konferensi pers di Media Center kantor gubernur NTB, Jum’at lalu (2/7)
Rombongan PLN yang akan didampingi dari PLN Wilayah NTB akan meninjau pembangkit listrik yang ada di Bima, termasuk melihat mesin sewa yang didatangkanDari Bima, rombongan akan melanjutkan perjalanan ke Sumbawa.Di sini PLN juga akan melihat kondisi listrikBarulah pada hari terakhir, Dahlan Iskan dan rombongan akan meninjau ke Lombok, termasuk melihat kondisi PLTD di Trawangan dan PLTU Jeranjang
‘’Kunjungan ini juga untuk melihat progres yang dilakukan PLN Wilayah NTB untuk mengatasi krisis,’’ kata AkbarUntuk diketahui, sebelumnya NTB kekurangan daya hingga 40 MWUntuk mengatasi ini, PLN Wilayah NTB mendatangkan mesin sewaPenyewaan dilakukan selama setahunInformasinya biaya sewa dan bahan bakar selama penyewaan tersebut mencapai Rp 600 miliar lebih.
Dengan teratasinya persoalan klasik yakni pemadaman bergilir per 1 Juli lalu, bukan berarti masalah yang dihadapi BUMN ini tuntasDeretan nama masyarakat yang masuk daftar tunggu masih sangat panjangMenariknya, ini tidak hanya terjadi di pelosok desa, di Kota Mataram sebagai ibukota provinsi pun masih banyak warga yang terpaksa nyantol dari tetangga
’’Saya mendaftar sudah lima tahun, yakni tanggal 31 Agustus 2005, ketika PLN membuka pendaftaran baruTapi sampai hari ini belum juga terlayani,’’ kata salah satu wartawan Lombok Post, Sarwon Al KhanKarena itu, sejak menempati rumahnya di wilayah Kelurahan Pagutan Timur pada 2005 lalu, Sarwon mengandalkan hasil cantolan dari tetangga’’Mau apalagi" PLN selama ini kan berdalih kekurangan daya,’’ ujarnya. (fat)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Mama-Mama Desak Miras Tak Masuk Timika
Redaktur : Tim Redaksi