Hari ini Penayangan Perdana Film “Gunung Emas Almayer”

Kamis, 06 November 2014 – 12:26 WIB

jpnn.com - JAKARTA - Setelah film "Apocalypse Now" membooming di seluruh dunia, kini buku Joseph Conrad kembali diangkat dalam film yang berjudul "Gunung Emas Almayer".

Jika Apocalypse Now digarap oleh maestro Hollywood Francis Ford Capolla, kini giliran sineas papan atas Indonesia dan Malaysia yang mempertunjukan kebolehan di film Gunung Emas Almayer.

BACA JUGA: Artis Malaysia Ini Ternyata Pecinta Film AADC

Cerita novel "Almayer's Folly" diangkat kelayar lebar sebagai sebuah kolaborasi antara Media Desa Indonesia, yang sukses dengan film kolosal Trilogi Merah Putih, dengan eksekutif produser Rahayu Saraswati Djojohadikusumo dan rumah produksi Tanah Licin dengan eksekutif produser U-Wei Bin Haji Saari.

Film kolosal ini akan tayang perdana pada hari ini, Kamis (6/11), pada 150 bioskop Indonesia. Dan distribusi internasional ke 50 Negara akan dimulai pada tahun 2015.

BACA JUGA: Nagita Slavina tak Malu Beberkan Video Gaya Tidur Raffi Ahmad

Pemain Internasional termasuk aktor ternama asal Australia, Peter O'Brien, si jelita Diana Danielle dari Malaysia, Rahayu Saraswati dari Indonesia, El Manik dan Alex Komang dari Indonesia, Adi Putra dari SIngapura. Sutradara ternama asal Malaysia berdarah Padang, U-Wei Bin Haji Saari menjadi komandan dalam pembuatan film ini.

"Kita berharap dalam pemutaran perdana film ini, masyarakat Indonesia bisa menikmati cerita yang disuguhkan dengan setting budaya dan kehidupan masyarakat melayu pada abad 19," kata Rahayu Saraswati Djojohadikusumo,  Co Produser Film “Gunung Emas Almayer” di Jakarta, Kamis (6/11).

BACA JUGA: Anak Ayu Ting Ting Sudah Ditawari Jadi Model Iklan

Sara yang juga ikut berperan sebagai Taminah di film ini menjelaskan, untuk menjadikan film tersebut mirip seperti dengan cerita dalam novelnya, maka sang sutradara U-Wei melibatkan kurang lebih 1000 kru dari berbagai negara untuk menyelesaikan film kolosal itu.

"1.000 orang itu gabungan dari aktris dan pemain film serta tim kreatif yang berasal dari berbagai negara. Bayangkan, bagaimana hasilnya jika begitu banyaknya orang untuk membuat film ini menjadi lebih hidup," tungkapnya.

Di sisi lain, artis perempuan Malaysia Diana Danielle yang berperan sebagai Nina dalam film tersebut menambahkan, jika masyarakat Indonesia menonton film “Gunung Emas Almayer” secara berkali-kali maka akan menemukan sisi cerita yang berbeda.

Sebab, secara halus film ini menggeser sudut pandang penonton terhadap sosok karakter utama. "Kalau menonton sesering mungkin film ini, maka penonton akan mendapatkan banyak angle yang berbeda. Dan itu yang saya raskan setelah melihat film ini berkali-kali," tutur Diana.

Direktur Media Desa Indoneisa, Sam Siregar menjelaskan, di tiga negara seperti Indonesia, Malaysia dan Amerika judul filmnya tidaklah sama.

"Kalau di Indonesia judul filmnya “Gunung Emas Almayer”, di Malaysia judul filmnya “Hanyut”, sedangkan di Amerika itu “Gold Mountain," ungkap Sam.

Film “Gunung Emas Almayer” yang mengambil setting Malaka awal abad 19 dan berdurasi 116 menit ini, menceritakan tentang perjuangan Kaspar Almayer, seorang pedagang senjata berkebangsaan Belanda yang sekaligus mempunyai minat arkeologi, dalam mengejar impiannya menemukan gunung emas di Malaka.

Impian Almayer untuk menemukan gunung emas, tak terlalu mudah. Ada banyak rintangan dan tantangan yang harus dihadapi, baik dari para pedagang Arab, manuver politik ketua suku adat setempat, tentara militer Kolonial Inggris, pejuang kemerdekaan maupun dari keluarganya sendiri. (boy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Nadine Chandrawinata Promosi Budaya Lewat Tenun


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler