Hari Kedua Lebaran, Syaukani HR Tampak Sedih, Itukah Firasat?

Kamis, 28 Juli 2016 – 17:32 WIB
Syaukani selalu didampingi istrinya, Dayang Kartini (kiri) dalam masa perawatan di RSUD AW Sjahranie, Samarinda. Mantan Bupati Kukar itu meninggal dunia, Rabu (27/7). Foto: ISMAIL/KALTIMPOST/JPNN.com

jpnn.com - MANTAN Bupati Kutai Kartanegara (Kukar), Kaltim, Syaukani HR menghembuskan napas terakhir, Rabu (27/7).

Selvi Agustina, putri sulung Syaukani, menyebut terakhir kali Kaning berkumpul bersama keluarga pada hari kedua Idulfitri tahun ini. Banyak yang berbeda pada perayaan hari raya saat itu.

BACA JUGA: Aneh, 1 Lahan Dimiliki 4 Perusahaan, 2 Pejabat BP Batam Diperiksa Polisi

Selama ini, kata Selvi, meski ayahnya terbujur sakit lantaran terserang stroke, namun respons terhadap kedatangan keluarga masih ada. Jawaban-jawaban singkat, membuat keluarga senang. "Biasanya kalau kami bilang, Bapak ini ada Selvi. Langsung dijawab bapak, iya Selvi," katanya. 

Meski tak bisa lagi berbicara, melihat dan bergerak, namun Kaning masih mampu mendengar dengan baik. Pihak keluarga pun merasakan jika ayahnya mengetahui apa saja yang terjadi di sekitarnya. Namun, hal-hal yang diceritakan kepada Syaukani, seringkali terlupa. 

BACA JUGA: Kirim SMS, Penyandera Ancam Penggal 4 ABK Indonesia

"Bapak sering lupa dengan hal-hal yang baru kita ceritakan. Makanya ingatan bapak ini memang harus sering dilatih," katanya.

Pada Lebaran kedua saat itu, menjelang kepulangan keluarga Selvi dan Rita Widyasari, Kaning tampak sedih. Entah apa yang dirasakannya, hanya mata yang tampak melihat ke atas. Seolah-olah menunjukkan jika Kaning sedang melamun dan merasakan sesuatu. 

BACA JUGA: Gadis Lugu Diperkosa 25 Pria, Otaknya Ternyata Pacar Sendiri

"Mungkin bapak itu ingin bilang sesuatu tapi tidak bisa maksimal seperti orang normal. Saat itu kami sudah merasa ada yang aneh dan berfirasat buruk," tambahnya.

Selain itu, pemain Klub Mitra Kukar juga sempat mengadakan pesta syukuran di rumah Kaning di jalan Langsat, Samarinda. Suara musik yang cukup nyaring rupanya tak terlalu mengganggu Kaning. 

Selvi pun sempat menanyakan apakah ayahnya terganggu dengan suara musik tersebut. Kaning pun menjawab jika musik tersebut tak mengganggu dirinya.  "Jadi kami tanya. Bapak terganggu ndik (bahasa Kutai artinya tidak)? Dengan musiknya. Bapak sempat jawab ndik," ujar Selvi.

Layaknya ruang medis, kamar Kaning di rumah, dilengkapi dengan alat-alat emergency medis. Seperti Automatic Eksternal Defibrator (AED) yang bisa digunakan untuk bantuan kejut jantung pada pasien dengan gangguan irama jantung. 

Ada juga tabung oksigen, Self Confined Breathing Aparatus (SCBA) yakni alat menolong dalam situasi lingkungan yang minim oksigen, dan lainnya.

Sehari-hari mata Kaning biasanya menerawang. Namun bisa juga matanya tertutup dengan bibirnya sedikit menganga  seperti terlihat fokus mendengarkan.  Sebelum masuk ICCU akhir pekan lalu, hampir setiap hari  

Syaukani menjalani aktivitas fisioterapi dari RSUD AWS. Biasanya dilakukan dari pukul 07.00 hingga 08.00. Terapi rutin ini diharapkan bisa memulihkan jaringan saraf yang rusak akibat stroke. Sedangkan kunjungan dokter seminggu sekali dilakukan di rumahnya.

Selama sebulan sekali, Kaning juga diperiksa kondisi gula darah, tekanan, kolestrol dan lainnya. Hasil pemeriksaan dari laboratorium tersebut, lalu diberikan kepada ahli gizi Syaukani untuk disesuaikan makanan yang cocok untuk kebutuhannya. 

Para perawat pribadi Kaning, juga selama empat kali seminggu membantu menjalani terapi renang. Dengan menggunakan pelampung khusus yang dibeli dari Singapura, mereka membantu Kaning bergerak selama di dalam air. 

Kolam renang yang digunakan pun airnya mesti hangat. Biasanya, aktivitas renang ini dilakukan di sebuah hotel di Samarinda yang menyediakan fasilitas air hangat.

Para perawat dan keluarga, sebelumnya sempat dilatih di Singapura untuk mengetahui cara membantu menangani penderita stroke di kolam renang. Sejumlah alat khusus juga diperkenalkan. Sebenarnya, kolam renang air hangat juga sudah dibuat di rumah Kaning di Tenggarong. 

Namun, karena pengobatan lebih banyak dilakukan di Samarinda, maka untuk sementara pihak keluarga memilih menyewa di kolam renang air hangat di sebuah hotel. (qi/far/KP/sam/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Detik-detik Meninggalnya Syaukani, Bapak Pembangunan Kukar


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler