jpnn.com, JAKARTA - Sebanyak 77 pekerja migran Indonesia (PMI) di Taiwan dan Korea berhasil meraih gelar sarjana.
Mereka sejak awal bekerja sambil kuliah di Universitas Terbuka (UT).
BACA JUGA: Raffi Ahmad dan Atta Halilintar Bakal Diundang Mengajar di Kuliah Umum Garapan MPR & UT
Kepala Pusat Pengelolaan Mahasiswa Luar Negeri (PPMLN) UT Dr. Pardamean Daulay, S.Sos., M.Si mengungkapkan dari 77 lulusan tersebut, 43 di antaranya mengikuti wisuda secara hybrid di Aula Kantor KDEI, Taiwan.
Sementara, 34 lulusan yang berada di Korea Selatan mengikuti wisuda secara daring karena kasus Covid-19 yang sedang tinggi di Korea Selatan.
BACA JUGA: UT Berikan Bantuan UKT Bagi Guru Honorer, Ini Syaratnya
"Sebagian wisudawan sudah kembali ke tanag air dan mengikuti wisuda secara daring," kata Pardamean Daulay dalam sambutannya pada acara wisuda, Sabtu (18/12).
Dia menyebutkan lulusan terbaik UT di Taiwan kali ini ialah Furaida Rahma, dari program studi Manajemen dengan IPK 3.68, Ajat Nurhidayat prodi Manajemen IPK 3.43, Santi Bangun prodi Manajemen IPK 2.75.
BACA JUGA: Ketum KONI Optimistis Kuota Beasiswa UT untuk Atlet Berprestasi Melampaui Target
Lulusan terbaik di Korea Selatan ialah Aca Suarsa dengan IPK 3.68, Rizki Nova Setyawan IPK 3.55, Sudadi IPK 3.42.
Ketiganya berasal dari prodi manajemen.
Pardamean mengungkapkan momen wisuda kali ini sangat istimewa karena dilaksanakan bertepatan dengan peringatan Hari Migran Internasional, yang diperingati setiap 18 Desember.
Menurut dia, di Indonesia peringatan Hari Migran Internasional 2021 mengambil tema “Migran Berdaya, Keluarga Sejahtera, Indonesia Jaya”.
"Salah satu hak pekerja migran adalah hak berekspresi (mengembangkan diri) dan akses terhadap pendidikan," ujarnya.
Kenaikan taraf pendidikan termasuk pendidikan tinggi menjadi salah satu pemberdayaan bagi PMI karena mereka bisa lebih memiliki kapasitas pengetahuan dan keterampilan yang berkembang dinamis sesuai dengan kebutuhan dunia kerja.
Sementara itu, Wakil Rektor Bidang Pengembangan Institusi dan Kerja sama UT Rahmat Budiman S.S., M.Hum., Ph.D mengungkapkan Universitas Terbuka sebagai institusi pendidikan tinggi terbuka dan jarak jauh (PTJJ) merasa bertanggung jawab untuk membantu peningkatan kompetensi PMI.
Caranya memberikan akses yang seluas-luasnya kepada para PMI untuk mengikuti program bekerja sambil kuliah.
UT dan Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) telah melakukan penandatanganan PKS Nomor: 2854/UN31.WR.4/HK.08/2021 dan Nomor: 01/KA-PKS/TIV/2021 untuk meningkatkan kompetensi PMI yang mau berangkat maupun sudah berada di berbagai negara.
Jumlah mahasiswa UT di luar negeri saat ini mencapai 2.245 orang.
Sebagian besar adalah PMI dan 213 mahasiswa berada di Taiwan, 202 orang di Korea Selatan.
"Namun, jumlah mahasiswa tersebut masih sangat kecil, jika dibandingkan dengan data jumlah PMI yang berada di luar negeri," ujarnya.
Berdasarkan data BP2MI, sampai Mei 2021, jumlah PMI di luar negeri sekitar 1,8 juta orang.
Dari jumlah tersebut, 9076 di antaranya adalah lulusan SMA/SMK ke bawah sehingga potensi untuk meningkatkan angka partisipasi kasar (APK) mahasiswa UT di luar negeri masih sangat terbuka.
"Melalui kesempatan kuliah di UT, diharapkan saat kembali ke Indonesia, para PMI memiliki kompetensi unggul sehingga berkontribusi dalam mengembangan daerahnya masing-masing," pungkasnya. (esy/jpnn)
Redaktur : Boy
Reporter : Mesya Mohamad