jpnn.com, CIREBON - Pemerintah Indonesia terus berusaha mewujudkan ambisi sebagai kekuatan poros maritim dunia.
Semangat inilah yang melandasi peringatan Hari Nusantara 2017 di Dermaga Muara Jati, Pelabuhan Kota Cirebon, Cirebon, Rabu (13/12).
BACA JUGA: Berkah Sail Sabang 2017, Warga Puas
Puncak rangkaian kegiatan Hari Nusantara sudah selesai digelar. Namun, semangat untuk mewujudkan Indonesia sebagai kekuatan poros maritim dunia terus menggumpal.
Perhelatan yang juga didukung Kementerian Pariwisata itu dihadiri Mendagri Tjahjo Kumolo, Kepala Staf TNI Angkatan Laut Laksamana TNI Ade Supandi, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, dan Wali Kota Cirebon Nasrudin.
BACA JUGA: Buyers Antusias, Macau Potensi Baru Pariwisata Indonesia
Acara ini menjadi semakin sakral karena dihadiri Yang Mulia Pangeran Raja Adipati Arief Natadiningrat, Sultan Sepuh ke-14 Kesultanan Kasepuhan Cirebon beserta permaisuri, para raja, sultan, permaisuri, pangeran dan puteri senusantara.
“Dipilihnya Kota Cirebon bukan sesuatu hal yang tidak salah. Cirebon juga menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari Jawa Barat. Inilah poros ekonomi kekuatan maritim yang tegak lurus bisa melewati Selat Sulawesi sampai ke utara, lalu belakangan ada Samudera Hindia yang cukup besar,” kata Tjahjo.
BACA JUGA: Penutupan Festival Crossborder Aruk 2017 Heboh
Tjahjo menambahkan, kunci dari Indonesia sebagai poros ekonomi maritim dunia adalah kekuatan tiga matra Tentara Nasional Indonesia (TNI), khususnya Angkatan Laut.
Sebab, AL berada di garis terdepan sebagai penjaga wilayah NKRI mulai Pulau Rondo Aceh sampai Natuna.
Lalu, membentang dari Berau menuju Pulau Morotara Sebatik, Nunukan, Sangirta Laut, sampai ke Bitung bahkan Morotai. Dari Morotai, wilayah melebar menuju kepulauan di Selahru, Atambua, dan Malaka.
“Kunci utamanya adalah bagaimana kekuatan Angkatan Laut Indonesia yang membanggakan ini didukung oleh Angkatan Udara dan Angkatan Darat. Sinergi ini dibutuhkan untuk menguatkan posisi Indonesia sebagai poros maritim dunia, selain itu tentunya menjadi unggulan juga bagi pariwisata Indonesia,” lanjut Tjahjo.
Maritim Indonesia memiliki kedaulatan penuh setelah Deklarasi Djuanda disepakati.
Deklarasi itu menjadi tonggak sejarah karena menyatukan seluruh pulau yang ada di nusantara.
Dengan begitu, laut justru dinilai sebagai media perekat persatuan bangsa dan negara. Deklarasi Djuanda juga berhasil menambah luas wilayah laut Indonesia menjadi sekitar 5,8 juta kilometer persegi.
Menggunakan Deklarasi Djuanda sebagai fondasi, pemerintah melalui Kepres No. 126 tahun 2001 menetapkan tanggal 13 Desember sebagai Hari Nusantara.
“Melihat sejarahnya, Kota Cirebon tidak bisa dipisahkan dengan dunia maritim Indonesia. Sebab, Kota Cirebon di masa lalu menjadi salah satu daerah pelabuhan penting, potensi pariwisata di Cirebon juga sangat banyak dan wisata baharinya juga sangat indah," ujar Sekretaris Kementerian Pariwisata Ukus Kuswara.
Hari Nusantara menjadi penegas sekaligus pengingat bahwa Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia.
Cirebon juga menjadi poros maritim nusantara yang berkembang menjadi jalur logistik nasional hingga perekonomian masyarakat dari berbagai wilayah bisa berputar dengan baik.
“Melalui peringatan Hari Nusantara ini, seluruh elemen bangsa dapat memelihara dan menguatkan kesadaran kolektif bahwa Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar. Pada perkembangannya, Indonesia sangat berpotensi menjadi negara maritim yang sangat kuat dan disegani bangsa lain,” terang Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan.
Hari Nusantara diawali dengan penampilan Marching Band Genderang Suling Gita Jala Taruna dari Taruna Akademi Angkatan Laut.
Untuk menghormati jasa anak negeri yang berprestasi, Hari Nusantara juga memberikan apresiasi berupa Penganugerahan Tanda Kehormatan RI Satya Lencana Wira Karya, Satya Lencana Wira Nusa, Satya Lencana Wira Dharma, dan Tanda Penghargaan Dharma Pertahanan Kementerian Pertahanan Indonesia. Rangkaian acara Hari Nusantara ditutup dengan seni tari topeng, pencak silat, sintren, juga pentas seni pesisiran yang diikuti 250 pelajar di Kota Cirebon.
"Kekuatan sebagai poros maritim memiliki arti yang strategis bagi pariwisata. Ada banyak potensi yang bisa dioptimalkan dari situ yang selaras dengan pariwisata. Bukankah di situ juga ada aspek sejarah dan budaya yang bisa mendatangkan manfaat ekonomis," kata Menteri Pariwisata Arief Yahya. (jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Wayang Ajen Membius Generasi Milenial Kuningan
Redaktur : Tim Redaksi