Hari Perempuan Internasional, Regina Art Tampil Memukau di  New York

Sabtu, 11 Maret 2023 – 00:30 WIB
Joane Win, pemeran tokoh Lisa dalam Cotton Candy, berhasil memukau warga New York. Foto: Dokumentasi Regina Art

jpnn.com - JAKARTA - Regina Art kembali mementaskan monolog Cotton Candy di Kota New York, Amerika Serikat, pada Hari Perempuan Internasional 8 Maret 2023.

Karya ini disadur dari ruang Arumanis yang mengeksplorasi tema kekerasan seksual terhadap perempuan dalam suatu peristiwa kerusuhan.

BACA JUGA: Hari Perempuan Internasional, LDII Ajak Berdayakan Wanita Demi Masa Depan Bangsa

Joane Win, pemeran tokoh Lisa dalam Cotton Candy, mengatakan dalam kasus kekerasan seksual, perempuan masih menjadi kelompok rentan.

Proses penegakan hukum, sering kali mengabaikan kesehatan mental para penyintas.

BACA JUGA: Dubes Cheppy Dukung Pementasan Regina Art di Meksiko, Ini Diplomasi 

Pada pementasan Cotton Candy, karakter Lisa digambarkan tengah berjuang mengatasi traumanya di sebuah lembaga kesehatan mental.

Dengan fasilitas yang memadai ternyata tidak serta merta dapat menyembuhkan luka batin yang Lisa rasakan. 

BACA JUGA: Regina Art Tampil Memukau di Meksiko, Suarakan Pencegahan Kekerasan Seksual

"Dan, pada kenyataanya masih banyak korban kekerasan seksual yang tidak mampu menjangkau fasilitas kesehatan atau tidak mendapatkan pendampingan dari psikolog," tutur Joane Win dalam keterangannya, Jumat (10/3).

Dilansir dari website resmi International Women's Day tahun ini mengangkat tema Embrace Equity, yaitu memberi kesempatan dan dukungan bagi tiap perempuan sesuai dengan kondisi dan latar belakang tiap individu tersebut. 

Joane Win berharap kisah Lisa ini dapat mendorong banyak pihak untuk lebih memberikan dukungan bagi pemulihan mental korban kekerasan seksual, sesuai dengan kondisi masing-masing korban. 

"Karena mereka butuh penanganan yang tepat, dan harapan hidup yang masih panjang," ujar Joane Win yang tampil di Bowery Poetry, Kota New York.

Dengan penjiwaan dan penguasaan panggung yang hebat, Joane Win berhasil mengantarkan pesan yang ingin disampaikan kepada para penonton. 

Seperti yang disampaikan Noemi dari Broadway League Administrators.

Dia menilai Joane Win seperti benar-benar mengalami kejadian tersebut pada saat dia tampil.

Senada itu, Leo Rubenfien seorang penulis buku dan fotografer terkenal di Kota New York.

Joane Win dinilai sangat berbakat dan bisa menampilkan semua momen secara bertahap.

Beberapa staf di KJRI New York pun turut memberi dukungan atas pementasan tersebut. 

"Pementasan dari Regina Art ini sangat bagus untuk mengenalkan karya sastra dari Indonesia. Dengan penjiwaan yang baik, kami sempat ikut emosional, pasti akan kami dukung lagi untuk pementasan berikutnya," kata Marlene dari KJRI di New York.

Dukungan untuk Regina Art juga datang dari aktivis perempuan dan produser dokumenter tanah air, yaitu Olin Monteiro.

Dalam keterangan tertulisnya, Olin menyatakan bahwa seni dengan perspektif gender dan empati sangat penting untuk menyuarakan isu kekerasan terhadap perempuan dan mengangkat harkat bagi perempuan.

Ruang Arummanis/Cotton Candy berkreasi dalam monolog yang menjadikan seni lebih bermakna dengan penampilan yang menggugah penonton.

Sekaligus berpihak pada suara korban yang selalu ditekan oleh suara-suara dalam pusaran gerak teknologi dan informasi di Indonesia yang kadang belum memperjuangkan kepentingan perempuan survivor.

"Semoga lebih banyak karya seni yang lantang menggali isu-isu perempuan seperti Ruang Arummanis/Cotton Candy," pungkasnya. (esy/jpnn)


Redaktur : M. Kusdharmadi
Reporter : Mesyia Muhammad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler