Hari Santri 2020, Menag Fachrul Razi Sebut Resolusi Jihad

Kamis, 22 Oktober 2020 – 17:57 WIB
Menteri Agama Fachrul Razi (tengah). Foto: ANTARA/Prasetia Fauzani

jpnn.com, JAKARTA - Hari Santri, 22 Oktober diperingati dengan upacara bendera di Kementerian Agama. Menariknya, peserta upacara semuanya sarungan dan berpeci, dengan atasan putih.

Menag Fachrul Razi menyampaikan rasa terima kasihnya kepada Presiden Joko Widodo atas penghargaannya terhadap perjuangan para santri.

BACA JUGA: Sambut Hari Santri 22 Oktober, Gus Jazil Ajak Masyarakat Menguatkan Nilai-Nilai Persatuan

Menurutnya, santri adalah teladan dari sikap warga bangsa yang teguh dalam menjalankan ajaran agama sekaligus terdepan dalam bela negara.

Santri dan para pengasuhnya bukan badan perjuangan yang dibentuk untuk bertempur sebagai alat pertahanan negara.

BACA JUGA: Brosur Ajakan Demo dan Penjarahan Ditempel di Sudut Kota

Namun, ketika santri kemudian bertekad dan terpanggil untuk mengadu jiwa mengusir penjajah dari bumi Indonesia, itu nilai tertinggi yang sangat pantas diberi penghargaan dan diapresiasi.

“Santri menunjukkan setiap orang harus rela mengorbankan apapun yang dipunyainya demi menjaga tegak dan utuhnya negara dan bangsa tercinta,” kata Fachrul Razi yang menjadi inspektur upacara.

BACA JUGA: Ganjar Memastikan Peringatan Hari Santri Nasional akan Digelar Secara Virtual

Dia mengapresiasi Resolusi Jihad. Menurutnya, rumusan resolusi itu mencerminkan kecermatan berpikir yang dilandasi akal sehat dan ajaran agama.

Dalam Resolusi Jihad disebutkan bahwa muslim yang berada dalam radius 94 km dari kedudukan musuh, hukumnya Fardu ‘Ain (kewajiban personal berlaku untuk semua umat Islam) untuk ikut bertempur. Sedangkan di luar radius itu hukumnya Fardu Kifayah (kewajiban yang dapat diwakilkan).

Angka 94 km diperoleh dari perhitungan jarak tempuh manusia saat itu yang masih memungkinkan mereka untuk menjamak Salat Zuhur dan Ashar.

"Perhitungan cermat itu, di dalam ilmu militer termasuk bagian dari backward planning," ucapnya.

Sikap ini, kata Menag, menunjukkan betapa para santri selalu ingin meneguhkan perjuangannya tanpa mengabaikan kewajiban dan nilai-nilai ajaran agama.

Niat baik dilakukan dengan cara-cara baik dan konstruktif sesuai ajaran Islam yang rahmatan lil alamin, menjadi rambu-rambu utama yang dipegang teguh. Selama membawa rahmat, itulah bagian dari ajaran Islam.

“Selama didasari niat baik dan konstruktif, insyaallah sejalan dengan perjuangan Islam. Bila dilakukan dengan niat jahat dan destruktif pastilah bukan yang dicontohkan para santri dalam resolusi jihadnya,” pesan Menag Fachrul Razi. (esy/jpnn)

Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:


Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler