Hariri Mengaku Bebas di Saudi, Tapi Ekspresinya Berkata Lain

Selasa, 14 November 2017 – 08:41 WIB
PM Lebanon Saad Hariri. Foto: Reuters

jpnn.com, BEIRUT - Saad Hariri mengakhiri aksi bungkamnya. Untuk pertama kalinya sejak mengumumkan pengunduran diri dari kursi perdana menteri Lebanon pekan lalu, dia berbicara ke publik.

Minggu malam (12/11) dia tampil di layar Future TV, saluran televisi yang juga dipakai untuk mengumumkan pengunduran diri pada Sabtu (4/11).

BACA JUGA: Gempa 7,2 SR Guncang Irak dan Iran, Ratusan Tewas

Hariri menegaskan selama berada di Saudi, dirinya adalah orang yang bebas dan pulang dalam dua atau tiga hari mendatang.

Wawancara itu hanya berselang sehari dari kabar Hariri ditahan Saudi dan diperlakukan buruk sejak menginjakkan kaki di Riyadh. Dalam wawancara terbaru tersebut, Hariri mengatakan bisa pulang kapan saja.

BACA JUGA: Penuhi Panggilan Raja Salman, Hariri Tak Pernah Kembali

Namun, ada keluarga yang harus dipertimbangkan keselamatannya. Karena itu, dia mesti mempersiapkan penjagaan keamanan, baik untuk dirinya maupun keluarga, sebelum bertolak ke Lebanon.

”Saya melihat apa yang terjadi ketika ayah saya dibunuh dan saya tidak ingin hal serupa terjadi kepada anak-anak saya,” ujar bapak tiga anak itu. Hariri memiliki kewarganegaraan ganda, Saudi dan Lebanon. Selama ini, istri dan anak-anaknya tinggal di Riyadh.

BACA JUGA: Prancis Isyaratkan PM Lebanon Disekap Saudi

Kepada jurnalis yang mewawancarainya, Paula Yacoubian, Hariri menyatakan akan menyelesaikan masalah dengan Hizbullah dan menyerahkan pengunduran dirinya secara langsung.

Hariri ingin Hizbullah tak lagi ikut campur dalam konflik regional seperti di Yaman dan Syria. Kelompok bersenjata yang juga duduk di pemerintahan maupun parlemen Lebanon itu memang terang-terangan membantu pemberontak Houthi di Yaman dan pasukan Presiden Syria Bashar Al Asad. Ribuan pasukan Hizbullah dikirimkan ke dua negara itu.

Berdasar kesepakatan saat membentuk pemerintahan koalisi di Lebanon, ada kesepakatan untuk tidak terlibat dalam konflik regional. Namun, Hizbullah melanggarnya dan itu bisa berimbas pada sanksi yang diberikan negara-negara Arab ke Lebanon.

Negara bakal kembali dirugikan. Sebab, sebelumnya, ada sanksi dari Amerika gara-gara Hizbullah. Hariri menyatakan bisa saja mencabut surat pengunduran dirinya dan tetap menjadi PM. Tetapi, itu semua bergantung sikap Hizbullah.

Presiden Lebanon Michel Aoun langsung menyambut baik langkah yang diambil Hariri. Berdasar pernyataan sumber yang bertemu Aoun pada Senin (13/11), sang presiden menjelaskan bahwa pernyataan Hariri menunjukkan jika kesepakatan saat membentuk pemerintahan koalisi di Lebanon masih berlaku. Pintu terbuka lebar bila PM ke-33 Lebanon itu ingin kembali ke posisinya.

Meski Hariri berusaha menjelaskan bahwa dirinya adalah orang yang bebas dan ditahan Saudi, orang-orang yang melihat wawancaranya berkata lain. Dalam wawancara lebih dari satu jam itu, Hariri tampak begitu tertekan dan sedih.

Beberapa kali dia menahan air matanya. Dia juga terus-terusan minum hingga Yacoubian memberikan gelas minumannya kepada Hariri.

Yang paling menjadi sorotan adalah saat mata Hariri tiba-tiba terbelalak ke arah belakang Yacoubian. Kamera sempat menangkap seorang pria yang membawa kertas dan berwajah marah.

Beredar spekulasi bahwa Hariri diminta membaca kertas tersebut. Setelah wawancara, Hariri sempat mengklarifikasi bahwa itu adalah salah seorang stafnya.

Sikap Hariri yang tampak tidak biasa dan begitu hati-hati memunculkan tagar #UnderPressure alias tertekan di dunia maya.

Yacoubian juga berulang-ulang meyakinkan pemirsa bahwa siaran tersebut dilakukan secara langsung, tidak direkam sebelumnya. Bahkan, ada sesi bertanya kepada Hariri dengan cara menulis tagar #AskthePM.

Sementara itu, kemarin pemerintah Saudi menegaskan akan kembali membuka bandara dan pelabuhan di Yaman.

Selama sepekan ini, Saudi memblokade wilayah darat, laut, dan udara Yaman yang memicu kecaman dari berbagai pihak. Blokade Saudi bisa mengakibatkan kelaparan luar biasa pada negara paling miskin di Arab tersebut.

Saudi hanya akan membuka bandara dan pelabuhan yang dikontrol pemerintah Yaman alias golongan yang diakui dunia internasional. Pelabuhan yang tidak dikuasai pemberontak Houthi berada di Aden, Mocha, dan Mukalla. (Reuters/AP/sha/c16/any)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Proyek Abal-Abal Bikin Pangeran Saudi Makin Tajir


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler