jpnn.com, JAKARTA - Peringatan Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) tanggal 20 Mei 2018 tidak sekadar mengenang 110 tahun kebangkitan nasional, tapi kita diajak menumbuhkan nasionalisme utamanya menjadi momen kebersamaan untuk bangkit melawan radikalisme dan terorisme.
“Kebangkitan nasional tahun ini menjadi sangat penting ketika bangsa kita sedang menghadapi berbagai persoalan di antaranya radikalisme dan terorisme yang melakukan kejahataan terhadap kemanusiaan,” kata Sekretaris Eksekutif Komisi Kerasulam Awam (Kerawam) sekaligus Devisi Sosial Politik Konferensi Waligereja Indonesia (KWI), Romo Paulus Christian Siswantoko, Pr kepada JPNN.com di Jakarta, Senin (21/5).
BACA JUGA: Momen Harkitnas, DPR Yakin Polri-TNI Mampu Menumpas Teroris
Menurut Romo Siswantoko, pada momentum peringatan hari kebangkitan nasional tahun ini, kita juga diajak bergandengan tangan, tidak gugup tetapi justru harus bangkit menghadapi berbagai persoalan seperti masalah radikalisme dan terorisme.
“Radikalisme dan terorisme menjadi masalah bersama tidak hanya yang dihadapi oleh BNPT (Badan Nasional Penanggulangan Terorisme, red), tapi juga masalah seluruh masyarakat sehingga kita harus mendukung pemberantasan terorisme dengan membangun komunitas sosial yang kuat,” katanya.
BACA JUGA: Pesan Menkominfo saat Peringatan Hari Kebangkitan Nasional
Romo Siswantoko juga berpesan kepada seluruh masyarakat Indonesia agar penyelenggaraan Pilkada 2018 dan Pilpres 2019 tidak boleh menjadi sumber perpecahan.
“Pilkada dan Pilpres berpotensi rawan perpecahan. Saya berharap orang boleh berbeda pilihan politik tapi jangan jadi sumber perpecahan,” tegas Romo Siswantoko.(fri/jpnn)
BACA JUGA: Guru jadi Pemicu Siswa Bersikap Radikalisme dan Intoleransi
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tokoh Lintas Agama di Bekasi Tolak Radikalisme dan Terorisme
Redaktur & Reporter : Friederich