jpnn.com - DEMAK - Kebijakan pemerintah mengembalikan seluruh anggota Gafatar dari Kalimantan ke kampung halaman mereka masing menimbulkan masalah baru. Sebagian anggota organisasi masyarakat itu kini kebingungan lantaran tidak punya harta benda lagi di daerah asal.
Kebanyakan anggota Gafatar ternyata sudah menjual semua harta benda mereka sebelum pindah ke Kalimantan. Kemudian, semua uang yang mereka miliki dipakai sebagai modal untuk memulai hidup baru di sana.
BACA JUGA: Tega Ih, Punya Guru Sendiri Kok Dicuri Juga
"Kita di sana membuka lahan pertanian, beternak bebek, kambing, lain-lain. Apa yang saya punya di daerah saya jual," kata eks anggota Gafatar asal Demak, Masrinah saat ditemui, Minggu (1/2).
Menurut Masrinah, seluruh harta bendanya ludes saat kamp Gafatar di Mempawah, Kalimantan Barat dirusak massa beberapa waktu lalu. Ladang olahannya di lokasi tersebut juga belum sempat dipanen karena terlanjur dipulangkan oleh pemerintah.
BACA JUGA: Gara-gara Media Sosial, Anggota Dewan Kena SP
Dia sendiri sampai sekarang tak mengerti kenapa dipaksa kembali ke kampung halaman oleh pemerintah. Pasalnya, Masrinah merasa hidupnya bersama anggota Gafatar lain sudah nyaman dan mapan di Kalimantan.
"Padahal kami di sana punya tanah, untuk bercocok tanam. Kita juga belum panen tapi sudah dipulangkan," tutur dia.
BACA JUGA: Satu dari 13 Buronan Lapas Abepura Ditangkap dengan Dramatis
Kini Masrinah mengaku bingung bagaimana harus melanjutkan hidupnya di kampung. Untuk sementara perempuan berusia 27 tahun itu hanya bisa mengandalkan bantuan dari keluarga dan warga setempat.
Untuk diketahui, Pemkab Demak kemarin menjemput tiga warganya dari tempat penampungan eks Gafatar di Donohudan, Boyolali. Langkah yang sama juga dilakukan pemerintah daerah lain di Provinsi Jawa Tengah yang warganya ditampung di sana. (hib/bud/zal/dil/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Sabu 1,6 Kg Disimpan di Speaker, Hampir Saja Lolos
Redaktur : Tim Redaksi