Hartawan Setjadiningrat, Pengusaha dengan Koleksi 63 Mobil Antik

Yang Tertua Didapat dengan Menjebol Tembok

Sabtu, 03 Juli 2010 – 08:15 WIB

Di kalangan kolektor mobil kuno, nama Hartawan Setjadiningrat begitu populerSelain memiliki koleksi mobil antik paling banyak di Jakarta, dia dikenal sebagai "kurator" mobil kuno.

LUCKY NUR HIDAYAT, Jakarta

Tamu yang baru kali pertama datang di rumah Hartawan mungkin akan terkesima

BACA JUGA: Robert Steven, Master Bonsai Dunia dari Indonesia

Di halaman rumahnya yang luas di daerah Puri Mutiara, Cipete, Jakarta Selatan, tamu disambut tiga jip High Mobility Multipurpose Wheeled Vehicle (HMMWV atau Humvee)
Tiga mobil kuno tersebut seolah mempersilakan tamu untuk memelototi lekuk-lekuknya.

Begitu pintu garasi dibuka, tamu dibuat semakin terkesima

BACA JUGA: Soekirno Martosoekardjo, Setelah 48 Tahun Terjebak di Rusia

Sembilan mobil antik berderet dengan rapi
Di teras belakang, Hartawan "menyimpan" mobil tertua koleksinya yang paling dia kagumi

BACA JUGA: Kisah Dua Korban Meninggal dalam Kecelakaan Maut KA Logawa

"Ini Lorent Dietric buatan Prancis 1908Saya dapatkan mobil ini dengan menjebol tembok di Jakarta Selatan pada 1983 dengan biaya sekitar Rp 9 juta kala itu," jelas bapak tiga anak tersebut sambil mengelus mobil merah kesayangannya itu.

Hartawan, yang akrab disapa Hauwke, menyatakan mendapatkan mobil tersebut tidak dengan "harga jual", melainkan dengan membayar ongkos pembongkaran bangunan yang menyimpan "harta karun" tersebut

Hauwke harus berjuang keras untuk bisa memboyong mobil itu ke rumahnyaSebab, dia harus membongkar garasi mobil tersebut yang telanjur ditembok mati"Mobil itu ada di dalam garasi yang pintunya sudah ditembok dan di depannya ada warung seafoodKarena itu, butuh biaya untuk membongkar dinding warung dan ongkos ganti rugi selama pedagang makanan itu berhenti berjualan," terangnya lantas terkekehOleh si pemilik, mobil tersebut dilepas seharga Rp 7,5 jutaSementara itu, untuk biaya tukang bongkar bangunan, Hauwke mengeluarkan sekitar Rp 500 ribu plus Rp 1 juta untuk biaya ganti rugi pedagang seafood"Lucu ya ceritanyaTapi, itulah suka duka berburu mobil antik," ujarnya.

Penghobi renang itu mengaku mulai jatuh hati pada mobil antik saat bekerja di pabrik mobil Nissan di AustraliaDi Negeri Kanguru tersebut, dia sering bersama teman-teman "bule"-nya mengendarai mobil bergaya hot rod"Saat itu kami pakai mobil dengan tampang tua dan mesin serta bodi besar penuh modifikasiSangat anggun dan keren," ungkap jebolan Institute Technology Sydney itu.

Ketika kembali ke tanah air pada 1980, Hauwke langsung membangun tekad untuk berburu mobil antikAlasannya, dia ingin terus melanggengkan pengalaman "nikmat"-nya semasa di Australia.

Mobil klasik pertama yang dibeli adalah Austin 7 keluaran 1937Mobil itu milik lurah di kaki Gunung Sumbing, daerah Temanggung?WonosoboMobil tersebut dijual Rp 1,7 juta pada 1980"Kondisinya saat itu memprihatinkanBodinya terpisah dari mesin dan kaki-kakinyaOleh pemiliknya, mobil tersebut dipakai mengangkat genset kecil," jelas Presdir PT Dasa Windu Agung, perusahaan pembuat interior mobil di Jakarta, tersebut

Namun, di balik kondisinya yang memprihatinkan itu, mobil tersebut memiliki berbagai keunikan yang membuat Hauwke semakin penasaranDia pun makin bersemangat untuk berburu mobil-mobil kuno di berbagai daerahTak terkecuali opelet-opelet tua di TangerangWaktu itu, bangkai opelet yang bodinya dominan dari kayu masih murah, sekitar Rp 50 ribu.

Dia lalu mempekerjakan 10 makelar yang "dipersenjatai" handy talky (HT), kamera poket, dan sejumlah uangMereka disebar ke beberapa kota yang memiliki pabrik gula dan bekas penumpukan rempah-rempah pada masa penjajahan BelandaDaerah-daerah itu diyakini menyimpan banyak mobil peninggalan Belanda yang sudah tidak terpakai.

Benar dugaan diaDalam sekejap, para pekerja Hauwke mampu mengumpulkan mobil kuno hingga 200 unitItu terjadi pada 1990Tak heran, rumahnya yang seluas 2.000 meter persegi sampai tak mampu menampung mobil-mobil unik tersebut"Saya sampai stres memikirkan mobil-mobil ituMau dikemanakan mobil-mobil itu," ujar pria 55 tahun asal Temanggung tersebut.

Tapi, akhirnya dia mendapat jalan keluar"Saya membarternya dengan teman-teman sesama kolektor yang tergabung di PPMKI (Perhimpunan Penggemar Mobil Kuno Indonesia, Red)," jelasnyaBos perusahaan dengan sekitar 500 karyawan itu lantas menyeleksi kembali koleksi mobil tuanyaYang sudah tidak berkesan di hati dibarterMisalnya, lima opelet dia tukar dengan satu mobil tua yang lebih eksklusif dan berkelasPada 2005, mobilnya berkurang hingga kisaran 60 unitNamun, kini Hauwke memiliki 63 mobil antik.

"Saya stres lagi karena saat itu penggemar mulai banyak, tapi mobil kunonya sudah tak adaHahaha...," ujar pria yang pernah menjadi ketua PPMKI Jakarta periode 1980-1990 tersebutKarena itu, perburuan pun kembali dilakukan HauwkeDia menerjunkan orang-orangnya untuk mencari di daerah-daerah"Pokoknya, kalau memenuhi kriteria yang saya inginkan, tak usah pikir panjangSiang dapat kabar, malam saya terbang ke lokasi," tegasnya"Saya sendiri yang akan meng-appraisal mobil-mobil antik itu," ujarnya.

Proses untuk mendapatkan mobil itu, bagi Hauwke, merupakan kenikmatan tersendiriDia mendapat banyak pengalaman dan pengetahuan baruMisalnya, saat merayu pemilik mobil Rugby buatan Amerika Serikat 1928 sampai tiga hari tanpa mandi

Dia juga pernah mendapat pengalaman mengesankan ketika melobi kantor setneg (sekretariat negara) agar dipercaya merawat empat mobil eks RI-1 (Presiden Soekarno)"Saat itu, pada 1987, saya mendapat kabar mobil-mobil tersebut akan dilelang di luar negeriAkhirnya, saya mampu nembusi pihak setneg agar bisa me-restored mobil-mobil itu bersama anggota PPMKI lain."

Bukan hanya mobil eks RI-1 yang harus direstorasi, tapi total ada 23 mobil setneg dengan biaya Rp 75 jutaSejak itu, Hauwke mulai dikenal sebagai pakar restorasi mobil kuno yang jasanya sering dimanfaatkan para kolektorTapi, tidak selamanya usaha dia selalu mulusBanyak juga kisah duka yang dialamiMisalnya, Hauwke kerap ditipu orang"Learning by doing, risikonya memang seperti iniSebab, tak ada yang benar-benar jago melakukan restored mobil," jelasnya.

Minimnya orang yang bisa dibilang master mobil antik ini memberikan peluang bagi HauwkeSaran-sarannya sangat laris, terutama bagi para kolektor pemulaDalam seminggu, tak kurang dari 20 orang datang untuk berkonsultasiMereka memiliki latar belakang koleksi yang berbeda"Mereka bertukar pikiran dan pengalaman dengan saya di sini," ungkapnya.

Dalam memberikan advice atau nasihat, Hauwke berpatokan pada sembilan kriteria pokok yang harus dimiliki mobil yang bisa di-restored"Bagian-bagian yang ada dan sebisa mungkin harus utuh adalah radiator, setir, dasbor, bumper, lampu, mesin, dan kaki-kaki (suspension, Red) grill, serta heaterSemakin lengkap lebih bagus," jelasnya.

Jika hanya 20 persen komponen orisinal yang tersisa, dia tak segan-segan menyarankan agar pemiliknya berhenti dan mencari calon mobil lain"Yang paling utama untuk mendalami hal ini adalah pengetahuan, pengalaman, jaringan, dan dana," kata pria yang kerap menjadi juri dalam berbagai lomba mobil antik tersebutSayang, sampai sekarang para penghobi mobil kuno masih mengalami kesulitan mendatangkan onderdil"Mustahil bisa mendatangkan onderdil dari luar negeriMendatangkan ban putih saja tak bisaPadahal, kan tidak mematikan industri ban dalam negeri," keluhnya(*/c5/ari)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Suasana Inggris setelah The Three Lions Tersingkir dari Piala Dunia


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler