jpnn.com - JAKARTA - Anggota Dewan Penasehat pasangan Prabowo-Hatta, Hashim Djojohadikusumo menuding kubu Jokowi-JK berada di belakang jurnalis investigatif, Allan Nairn.
Kemunculan tiba-tiba Allan dengan segala pernyataan miringnya tentang calon presiden Prabowo Subianto, menjadi dasar tuduhan tersebut.
BACA JUGA: Tak Pernah Oposisi, Golkar Diprediksi Tinggalkan Prabowo
Menurut Hashim, jika Allan memang ingin mencegah Prabowo berkuasa, pria kelahiran New Jersey itu harusnya muncul juga saat Pemilu Presiden 2009.
Mengingat, saat itu Prabowo merupakan calon wakil presiden yang berpasangan dengan Megawati Sukarnoputri.
Hasim yakin, alasan Allan tidak muncul pada tahun 2009 terkait erat dengan sosok Megawati yang merupakan Ketua Umum PDI Perjuangan, partai pengusung utama pasangan Jokowi-JK.
BACA JUGA: Golkar Lintas Generasi Terus Desak Munas untuk Lengserkan Ical
"Saya menduga, ada kaitan dengan pihak lawan kami. Waktu dampingi Mega tidak ada tuduhan macam-macam soal HAM, saudara Allan juga tidak pernah muncul. Ini tanda tanya besar, kok tiba-tiba Allan muncul lima tahun kemudian," tandas adik Prabowo itu di Rumah Polonia, Jakarta, Selasa (15/7).
Seperti diketahui, melalui tulisan di blog pribadinya beberapa waktu lalu, Allan menceritakan pengalaman mewawancarai Prabowo tahun 2001 silam. Menurut Alan, dalam wawancara tersebut Prabowo mengakui bercita-cita menciptakan "rezim otoriter yang jinak" di Indonesia.
Prabowo juga sempat menyebut Presiden RI kala itu, Abdurrahman Wahid sebagai sosok yang memalukan.
BACA JUGA: Bill Clinton Dicurigai Mau Intervensi Hasil Pilpres
Allan pun mengungkapkan bahwa wawancara tersebut sebenarnya off the record alias bukan untuk konsumsi publik. Namun ia merasa perlu mengungkapnya lantaran tidak rela Prabowo memimpin Indonesia. (dil/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... KPU Akui Sampang Wilayah Rawan
Redaktur : Tim Redaksi