Hasil Investigasi Internal Undip: Mahasiswi PPDS Meninggal karena Sakit

Sabtu, 24 Agustus 2024 – 00:10 WIB
Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro (Undip) Dr Yan Wisnu Prajoko mengumumkan hasil investigasi internal Undip atas meninggalnya mahasiswi PPDS Aulia Risma Lestari, Jumat 924/8). Foto: Dokumentasi Undip

jpnn.com, SEMARANG - Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro (Undip) Dr Yan Wisnu Prajoko menyampaikan mahasiswi Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Aulia Risma Lestari meninggal karena sakit berdasarkan hasil investigasi internal Undip.

“Hasil pemeriksaan kami memang ada riwayat sakit yang cukup lama. Mohon maaf kami tidak dapat mengungkapkan data dan fakta medis dari almarhumah, karena hal ini bersifat confidential tetapi kami siap berkolaborasi dengan pihak berwenang,” kata Yan dalam keterangan resminya, Jumat (23/8).

BACA JUGA: Sahroni Minta Polisi Usut Tuntas Dugaan Bullying di PPDS Undip

Dia mengatakan seluruh civitas akademika menyampaikan duka cita yang mendalam terhadap peristiwa wafatnya salah satu mahasiswi PPDS.

Sejak peristiwa terjadi, ia mengatakan, pihaknya sudah membentuk tim investigasi internal.

BACA JUGA: Polisi Ungkap Fakta Baru dalam Kasus Bunuh Diri Dokter Spesialis Undip

Yan juga mengatakan pihaknya saat ini telah menjalin komunikasi secara intensif dengan pihak keluarga almarhumah.

Pada Kamis (22/8) malam, jajaran pimpinan Fakultas Kedokteran Undip melakukan kunjungan kepada pihak keluarga yang ada di Tegal sekaligus melakukan ziarah ke makam almarhumah.

BACA JUGA: Periksa Keluarga-Pacar Dokter Spesialis Undip, Polisi Selidiki Dugaan Perundungan

“Alhamdulillah ada kesepahaman yang sama di antara kami dengan pihak keluarga. Sejauh ini komunikasi berlangsung dengan sangat baik dengan keluarga,” ujarnya.

Terkait evaluasi terhadap sistem pendidikan yang terintegrasi dengan pelayanan, Universitas Diponegoro melalui FK Undip bekerja sama dengan Rumah Sakit Umum (RSUP) Pemerintah dr. Kariadi membentuk tim task force dengan tujuan utamanya adalah melakukan peningkatan sekaligus evaluasi terhadap sistem pendidikan yang terintegrasi pada layanan di rumah sakit.

“Kami menyadari perlu adanya integrasi yang lebih baik lagi. Pembentukan taskforce bersama FK RSDK ini untuk menyiapkan dan membuat langkah teknis
penyelesaian di Prodi Anestesi," kata Dr Yan.

Selain itu, lanjut Yan, menyiapkan juga desain penyelesaian di anestesi yang diharapkan bisa dijadikan percontohan bagi program studi lainnya di fakultas kedokteran.

Undip Komitmen Perangi Perundungan

Sementara itu, pihak Undip menegaskan komitmen dan kesungguhannya dalam memerangi praktik perundungan yang dilakukan selama proses pendidikan.

Dr Yunanto mengatakan pihak universitas sudah membentuk tim satuan tugas PPKS (Penanganan dan Pencegahan Kekerasan Seksual) dan tim anti perundungan.

Selain membentuk tim khusus, Yunanto mengatakan, pihak universitas juga membuka kanal pelaporan bernama “Gazebu” (Gerakan Zero Bullying).

Khusus di Fakultas Kedokteran, sudah ada tindakan tegas yang pernah diberikan kepada mahasiswa.

“Untuk program dokter spesialis ini sudah ada tiga kasus yang dijatuhkan kepada mahasiswa. Hukuman terberatnya adalah berupa pemecatan (drop out),” tegasnya. (mar1/jpnn)


Redaktur & Reporter : Sutresno Wahyudi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler