YANGON - Pemilu pertama Myanmar sejak 20 tahun terakhir selesai dilaksanakan kemarin sore (7/11)Di tengah munculnya berbagai kritikan atas pelaksanannya, pemerintah junta tetap tidak mengumumkan kapan hasil penghitungan suara bisa diketahui publik.
Pemerintah hanya menyatakan bahwa semuanya akan berjalan sesuai jadwal
BACA JUGA: Merapi Mengganas, Obama Tetap Datang
Hampir dipastikan, bahkan sejak sebelum pemilu digelar, bahwa partai yang didukung pemerintah akan menang, meski popularitas oposisi semakin meluasJalanan di Yangon, kota terbesar di Myanmar, lengang ketika pemilu berlangsung
BACA JUGA: Obama Ajak India Perangi Ekstrimis
Tingkat partisipasi pemilih rendahBACA JUGA: Austria Boyong 53 Pelaku Bisnis
Sekitar 40 ribu tempat pemungutan suara dibuka sejak pukul 06.00 waktu setempat dan ditutup 10 jam kemudianPolisi anti huru-hara ditempatkan di sejumlah persimpangan jalan utamaNamun tidak tampak personel militer di dekat TPS
USDP menempatkan 1.112 kandidatnya yang akan bersaing memperebutkan total 1.159 kursi di senat dan kongres Myanmar, serta 14 parlemen lokalSementara rival terdekatnya, NUP, yang didukung simpatisan mantan penguasa junta menempatkan 995 kandidat
Partai oposisi terbesar, Angkatan Demokrat Nasional, (NDF) mengajukan 164 calonAturan main pemilu yang baru berpihak pada partai penguasaSementara ratusan politisi dan calon legislator ternama dari partai oposisi, termasuk Aung San Suu Kyi masih berada di dalam penjara.
Sejumlah partai telah memprotes adanya tekanan terhadap pemilih agar memilih partai pro juntaMereka diancam akan kehilangan pekerjaan jika menolak perintah tersebut
Cho Cho Kyaw Nyein, sekretaris jenderal Partai Demokrat menyatakan telah terjadi kecurangan masif yang dilakukan oleh USDP"Ada laporan bahwa seorang pemilih bisa mewakili seluruh anggota keluarganya di TPS," ungkapnyaUSDP juga mengancam akan menangkap para petani yang tidak memilih partai tersebut
Apa pun hasilnya, konstitusi Myanmar menyatakan bahwa 25 persen kursi parlemen akan dialokasikan untuk calon dari militerAssociated Press melaporkan para pemilih merasa ketakutan dengan ancaman militerMeski demikian di antara mereka ada yang tetap memilih sesuai hati nurani mereka
"Saya tidak bisa tinggal di rumah dan tidak memilihSaya harus pergi ke TPS dan tidak memilih USDP," terang Yi Yi, seorang teknisi komputerDia menegaskan bahwa itulah satu-satunya cara untuk menentang militer.
"Saya memilih Partai Demokrat pada pemilu 1990Kali ini adalah pemilu kedua bagi saya," terang Tin Aung , 60, saat ditanya tentang pilihannyaNamun sesaat kemudian dia melirik ke sekitarnya dan berbisik "(Sebenarnya) saya takut sekali," ujarnya
Pemilih lainnya menyatakan abstain dalam pemiluKarena, menurut mereka, memilih berarti melegitimasi pemilu itu sendiri(cak/dos)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Fischer-SBY Pertajam MoU Bilateral
Redaktur : Tim Redaksi