jpnn.com, JAKARTA - Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) menggelar rapat koordinasi soal rencana penyelenggaraan kompetisi Liga 1 dan Liga 2 secara virtual, Jumat (6/8) siang.
Dalam rapat tersebut, Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainudin Amali mengingatkan penyelenggara kreatif dan mampu mengelola situasi saat ini, jika ingin menggulirkan kembali Liga 1 dan Liga 2.
BACA JUGA: 19 Napi dari Lampung Dipindah ke Nusakambangan, Mata Ditutup, Tangan Diborgol, Lihat
“Memang sepakbola ini adalah satu kegiatan yang melibatkan banyak orang. Dan tentu kalau kita mengerjakannya atau menyelenggarakannya dengan standar pada saat normal, pasti itu akan menjadi kekhawatiran,” ujarnya.
Menurut Menpora Amali, ada tuntutan yang sangat luar biasa yang datang dari pemain, pelatih dan klub. Bahkan, publik meminta supaya Liga 1 dan Liga 2 segera digulirkan.
BACA JUGA: Puluhan Nasabah Asuransi BRI Life Jadi Korban Penipuan, Mbak Fitri Diburu Polisi
“Memang agak sulit buat kita sekarang ini untuk menahan, karena memang gelaran-gelaran di tempat lain itu dilakukan. Publik ini enggak mau tahu, sehingga muncullah seolah-olah kita tidak mau, memang tidak ada niat, tidak ada keinginan (menggelar Liga) dan lain sebagainya,” ungkapnya.
Meskipun, lanjut Menpora, dirinya sudah memberikan penjelasan bahwa sekarang ini pemerintah tengah menangani pandemi COVID-19 dan pemberlakukan PPKM karena kasus penularan Covid-19 yang terus bertambah.
BACA JUGA: Suporter Siap Divaksin dan Kampanyekan Nonton Liga 1 di Rumah Saja
Oleh karena itu, lanjut Menpora penyelenggara harus kreatif dan mampu memanage situasi saat ini jika ingin menggulirkan Liga 1 dan Liga 2.
Menpora menilai pengalaman saat menyelenggarakan turnamen pramusim Piala Menpora 2021 lalu menjadi modal. Karena saat itu dilakukan dengan komitmen bersama semua pihak untuk menerapkan protokol kesehatan secara serius dan disiplin.
“Karena sekarang situasi dalam keadaan extra-ordinary, bukan situasi biasa-biasa saja. Cara-cara itu dengan bermodalkan kemampuan kita mengelola satu kegiatan turnamen pramusim yang sukses saya kira ini modal dan bisa kita jadikan sebagai landasan awal kita untuk melaksanakan ini,” harapnya.
Di samping itu, Olimpiade Tokyo 2020 juga bisa dijadikan contoh untuk penyelenggaraan Liga 1 dan Liga 2. Padahal ajang olahraga terbesar di dunia itu diikuti ribuan peserta dari berbagai Negara.
Namun dengan menerapkan sistem bubble kegiatan tersebut dinilai sukses. Di sisi lain, peserta kompetisi liga jumlahnya jauh di bawah olimpiade tersebut.
“Tentu ini menjadi bahan buat kita semua, karena hadir BNPB, Polri itu menjadi kajian dan menjadi bahan untuk kita merumuskan apa yang harus kita lakukan,” pungkasnya.
Hadir dalam rapat ini, Ketua Umum PSSI, Mochamad Iriawan, Waketum PSSI, Iwan Budianto dan Sekjen PSSI Yunus Nusi.
Hadir pula Kepala Biro Pembinaan dan Operasional Staf Operasi (Karobinops Sops) Polri, Brigjen Pol Roma Hutajulu dan Plt. Direktur Kesiapsiagaan BNPB, Pangarso Suryotomo.
Sementara itu, sejumlah pejabat Kemenpora juga turut hadir, Sesmenpora Gatot S Dewa Broto, Staf Khusus Bidang Pengembangan dan Prestasi Olahraga Kementerian Pemuda dan Olahraga Mahfudin Nigara, dan Deputi Bidang Peningkatan Prestasi Olahraga, Chandra Bhakti.
Saat membuka rapat, Menpora Amali mengungkapkan rapat ini dengan agenda mendengarkan paparan dari PSSI dan PT LIB selaku penyelenggara kompetisi terkait sistem penyelenggaraan mengingat masih dalam situasi pandemi.
BACA JUGA: Mbak Farida Setiap Hari Buka Warung Sayur, Ternyata Cuma Kedok Belaka
“Materi yang akan dibahas pada siang tadi adalah berkaitan dengan pelaksanaan Liga 1 dan Liga 2, kompetisi tahunan yang biasa dan sudah tertunda. Bahkan tadinya dari tahun 2020 tetapi karena situasi pandemi ditunda,” kata Menpora Amali.(dkk/jpnn)
Redaktur & Reporter : Muhammad Amjad