Hasil Rapid Test 25 Tenaga Medis di RSUD Moewardi Solo Reaktif, Ini Instruksi Khusus Ganjar

Sabtu, 11 Juli 2020 – 20:31 WIB
Ilustrasi - Seorang dokter mengoperasikan alat bantu pernafasan di ruang ICU. Foto: ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/wsj

jpnn.com, SEMARANG - Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo membenarkan kabar tenaga kesehatan baik dokter maupun perawat di RSUD Moewardi Solo diduga terpapar COVID-19.

Ganjar mengatakan, hasil rapid test menyebut ada 25 tenaga medis di rumah sakit tersebut yang reaktif COVID-19.

BACA JUGA: 5 Berita Terpopuler: Aset Maria Pauline Berlimpah Ruah, Tiga Skema Masalah Honorer, Harga Diri Orang Papua

"Hari ini sudah dilakukan rapid test, dan ada yang reaktif. Saya minta dilakukan PCR dan hasilnya belum tahu. Laporan yang masuk, ada 25 tenaga kesehatan yang di rapid test dan ada reaktif. Sekarang kami sedang melakukan tindakan," kata Ganjar ditemui usai pemberian santunan bagi ahli waris tenaga medis yang gugur di Poltekes Semarang pada Sabtu (11/7).

Dari hasil pengecekan awal, Ganjar mendapat laporan bahwa diduga penularan COVID-19 di RSUD Moewardi terjadi dari luar rumah sakit.

BACA JUGA: Pak Ganjar Geram Bukan Main Lihat Foto Limbah di Bengawan Solo

Justru, tenaga medis yang bertugas menangani COVID-19 semuanya aman, karena prosedurnya sangat ketat.

"Dugaannya tertular dari luar, kalau yang menangani ini (covid-19) malah aman. Tetapi yang mesti hati-hati ketika berada di luar. Kalau kemudian dari luar tertular, terus dibawa masuk ke rumah sakit, tidak sadar berhubungan dengan banyak orang, maka potensi itu bisa terjadi," terangnya.

BACA JUGA: Survei Tempatkan Anies & Ganjar Paling Responsif Atasi Corona, Bu Risma di Posisi Berapa?

Terhadap kasus itu, Ganjar memastikan sudah mengambil langkah-langkah perbaikan.

Selain memperketat tracing kontak, rumah sakit juga mengurangi karyawan nonmedis sebanyak 50 persen serta mengurangi jumlah kunjungan pasien.

"Kami juga meminta kapasitas pendidikan dokter muda dan residen juga dikurangi. Kami minta protokol kesehatan dilakukan makin ketat termasuk membatasi karyawan dan jumlah pengunjung," terangnya.

Terkait langkah yang akan diambil pada 25 tenaga kesehatan di RSUD Moewardi itu, Ganjar masih menungu hasil PCR.

"Ini kan dokter semua, sudah pasti paham, apakah nanti dirawat atau diisolasi. Kalau mereka nanti dengan gejala, pasti harus dirawat, tapi kalau tanpa gejala, bisa dilakukan treatmen dengan cara-cara yang tepat," terangnya.

Kejadian adanya tenaga kesehatan yang tertular COVID-19 membuat Ganjar meminta masyarakat serius.

Bahwa tidak hanya di pemerintahan, masyarakat maupun industri, rumah sakit juga bisa menjadi tempat penularan.

"Maka kenormalan baru itu jangan hanya sekadar diomongkan tanpa kita bisa berdisiplin diri. Sekarang, COVID-19 menularnya jauh lebih cepat, bahkan ada yang mengatakan itu sudah airbone meskipun harus dipastikan dulu," pungkasnya. (flo/jpnn)


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler