Hasil Riset, Zakat Terbukti Bisa Naikkan IPM

Sabtu, 18 Oktober 2014 – 04:34 WIB

jpnn.com - BOGOR - Alumni Institut Pertanian Bogor (IPB), Rina Murniati, berhasil melakukan penelitian pengaruh zakat terhadap indeks pembangunan manusia (IPM) di Bogor.

Hasilnya, zakat ternyata bisa menaikkan nilai IPM mustahik sebesar 4,1 persen, menaikkan daya beli sebesar 10,2 persen, dan tingkat melek huruf mustahik pun naik sebesar 73 persen.

BACA JUGA: Kejagung Sita Satu Kapal Penyeberangan Dishub DKI

Selain berpengaruh besar terhadap IPM, riset dampak zakat ini juga menjadi penelitian zakat nomor empat di dunia dan nomor satu di Indonesia.

“Secara internasional, untuk penelitian zakat yang dikaitkan dengan pengentasan kemiskinan berupa indeks kemiskinan sebagai alat ukurnya, masih jarang dilakukan,” imbuh Irfan Syauqi Beik, dosen pembimbing Rina. Ia mengatakan, mahasiswanya itu melakukan penelitian dengan data kekinian.

BACA JUGA: Gugatan Praperadilan Udar Pristono Ditolak

Riset dampak zakat dengan kemiskinan di dunia baru dilakukan oleh dua peneliti di Pakistan, salah satunya oleh Prof Nasim Shah Shirazi dari Universitas Islam Islamabad, dan Dr Fatmawati Ibrahim dari Universitas Putra Malaysia.

Penelitian ini sendiri melibatkan masyarakat yang menerima zakat dari BAZNAS di Kota Bogor dan diteliti selama dua sampai tiga bulan. “Pada 2013 lalu nilai IPM mustahik masih rendah, yakni sekitar 49, itu pun sudah naik sebanyak 4,1 persen termasuk untuk daya beli,” ungkapnya.

BACA JUGA: Ahok: Rumah Dinas Buat Kosan Bisa Gak?

Menurut dia, tren potensi zakat di Kota Bogor saat ini sekitar 10 hingga 20 kali lipat dari perhimpunan yang mencapai sekitar Rp18 miliar.

Tema utama yang diambil adalah bagaimana mengetahui dampak zakat terhadap pengurangan kemiskinan secara empiris.

“Ada survei terbaru dari PEW yang didirikan Times di 44 negara dengan responden sebanyak 48 ribu. Hasilnya, masyarakat dunia saat ini sudah tak percaya lagi dengan sistem ekonomi kapitalis, kecuali di Tiongkok,” terang pria yang sering mengisi seminar di luar negeri ini.

Efek yang terangkum oleh survei itu adalah adanya inflasi, pengangguran, kesenjangan sosial hingga utang luar negeri.  

“Respons yang didapat dari hasil riset ini berupa evaluasi kinerja lembaga zakat dari sisi IPM, adanya edukasi kepada masyarakat agar menyerahkan zakat lewat amil, dan bermanfaat untuk perumusan kebijakan. Harapannya, Bogor sebagai kota zakat yang sudah berjalan sejak zaman pemerintahan Diani Budiarto bisa dilanjutkan ke pemerintahan Bima Arya. Sehingga, esensi zakat sebagai langkah pemberdayaan dan mengubah masyarakat menjadi lebih baik tercapai,” tutupnya. (rp9/c)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ogah Tinggal di Rumah Dinas: Ahok: Bisa Buat Kosan Gak?


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler