jpnn.com, MALANG - Jumlah penduduk miskin di Kota Malang, Jatim, terus mengalami penurunan dalam kurun lima tahun terakhir.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Malang, jumlah penduduk miskin di Kota Malang dalam kurun lima tahun terakhir mengalami penurunan. Tahun 2016 terdapat 37,03 ribu jiwa, turun 3,6 persen jika dibandingkan tahun 2015.
BACA JUGA: Inflasi Mei 2017 di Atas Nasional
Sementara persentase penduduk miskin juga mengalami penurunan 0,27 persen pada tahun 2016 dibanding tahun sebelumnya.
”Tahun 2015 terdapat 4,60 persen penduduk miskin,” ujar Kepala Seksi Statistik Sosial Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Malang Henry Soeryaning Handoko.
BACA JUGA: Kemendagri Ancam Pemda Pengguna Data Kependudukan BPS
Dia menyampaikan, pihaknya tidak mendalami secara pasti, baik melalui penelitian atau survei, alasan penurunan jumlah penduduk miskin tersebut.
Namun, perlu diketahui bahwa pada tahun 2016 pemerintah masih gencar melaksanakan program-program bantuan bagi masyarakat miskin, seperti program keluarga harapan (PKH), beras miskin (raskin), program bantuan siswa miskin (BSM), dan lain sebagainya.
BACA JUGA: Pekerja Paling Banyak Tamatan SD
Selain itu, lanjut Henry, secara umum di Kota Malang terjadi peningkatan rata-rata pengeluaran masyarakat (menggambarkan kesejahteraan) dibanding tahun sebelumnya.
Hal itu tercermin dari data survei sosial ekonomi nasional (susenas). Pada tahun 2015 lalu, pengeluaran per kapita tiap bulan warga Kota Malang sebesar Rp 1.260.186.
Sedangkan pada tahun 2016 naik menjadi Rp 1.355.476 per kapita tiap bulan. ”Naik 7,56 persen,” kata dia. Henry menambahkan, rata-rata pengeluaran tersebut didominasi non makanan.
Sementara itu, berdasarkan data hasil susenas, pada periode tahun 2015–2016 garis kemiskinan Kota Malang meningkat 3,60 persen. Dari yang semula Rp 411.709 per kapita tiap bulan menjadi Rp 426.257 per kapita tiap bulan.
Henry menerangkan, garis kemiskinan merupakan harga yang dibayar oleh kelompok acuan untuk memenuhi kebutuhan pangan sebesar 2.100 kilo kalori perkapita per hari, dan kebutuhan nonpangan esensial seperti perumahan, sandang, kesehatan, pendidikan, transportasi, dan lainnya.
Henry mengungkapkan, di antara 38 Kabupaten/Kota di Jawa Timur, sejak tahun 2015 Kota Malang menduduki peringkat pertama kabupaten/kota dengan persentase penduduk miskin terendah yang pada beberapa tahun sebelumnya diduduki oleh Kota Batu.
Hal itu juga dibarengi dengan tingkat inflasi sepanjang tahun 2016 yang berada pada angka terendah dalam lima tahun terakhir, yaitu 2,62 persen. (fis/c1/muf)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pemerintah Tak Boleh Sekadar Bagi-Bagi Lahan
Redaktur & Reporter : Soetomo