jpnn.com - JAKARTA - PDI Perjuangan mengajak masyarakat Jakarta bijak menyikapi hasil survei yang dirilis sejumlah lembaga survei baru-baru ini.
Pasalnya, hasil survei di antara lembaga itu menyebutkan elektabilitas tiga pasangan calon Gubernur DKI Jakarta yang bertarung pada Pilkada 2017 berbeda-beda.
BACA JUGA: Asyikk..Transjakarta Perpanjang Waktu Layanan
Meski di satu sisi sama-sama menyimpulkan elektabilitas Ahok-Djarot masih di atas dua pasangan lain.
Namun, hal itu tidak lantas membuat tim pemenangan provinsi Ahok-Djarot untuk wilayah Jakarta Timur, William Yani, langsung percaya.
BACA JUGA: Warga NTT Ajak Semua Pihak Hormati Proses Hukum Kasus Ahok
"Survei LSI (Lingkaran Survei Indonesia,red), Populi Center, Saiful Muzani Research and Consulting (SMRC), itu hasilnya beda-beda," William, Jumat (11/11).
Misalnya LSI, pada awal Oktober lalu bilang Ahok 34 persen. Sementara yang lain menyatakan (elektabilitas, red) Ahok 44 persen.
BACA JUGA: Naik KA Commuterline, Menhub: Saya mau Lihat Langsung
Nah sekarang (survei LSI,red) bilang elektabilitas Ahok tinggal 24 persen.
“Terus kita mau percaya yang mana," ujar William.
Melihat kondisi yang ada, PDIP kata William, tidak menerima begitu saja.
Karena itu partai yang dipimpin Megawati Soekarnoputri ini juga melakukan survei secara internal.
"Jadi kami di PDIP juga melakukan survei internal. Hasilnya, (elektabilitas Ahok-Djarot,red) masih di atas 40 persen," ujar pria yang juga duduk di Badan Saksi Pemilu Nasional PDIP ini.
Sayangnya, William tidak merinci lebih jauh, kapan survei dilakukan dan berapa persentase elektabilitas dua pasangan calon Gubernur DKI Jakarta lainnya.(gir/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ternyata Saksi Benarkan Kampus SGU Masih Ngutang Tanah dan Bangunan
Redaktur : Tim Redaksi