jpnn.com, JAKARTA - Sosok Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD disebut-sebut sebagai sosok Kuda Hitam Pilpres 2024.
Hal tersebut terungkap dalam diskusi Akhir Pekan Titik Temu Rumah Kebudayaan Nusantara (RKN) terkait hasil survei yang dilakukan oleh Lembaga penelitian Algoritma Consulting Jakarta.
BACA JUGA: Begini Kata Mahfud MD soal Izin Ponpes Al Zaytun Pimpinan Panji Gumilang
Peneliti dari Algoritma Consulting Pageran Ahmad Nurdin mengatakan dirinya cukup kaget dengan hasil dari sejumlah survei yang dilakukan.
Menurut dia, hasil dari beberapa survei yang dilakukan, nama Mahfud MD, selalu muncul di urutan tiga besar.
BACA JUGA: Pernyataan Mahfud MD soal Penyelesaian Kasus Ponpes Al Zaytun, Tegas
“Kami secara rutin melakukan survei salah satunya mengenai Capres dengan mengajukan pertanyaan terbuka kepada masyarakat mengenai siapa sosok Capres yang akan dipilih. Pak Mahfud. Memang kami pun juga cukup ini cukup kaget juga nih dengan hasilnya, ketika kita lihat hasilnya untuk Pak Mahfud, selalu berada di urutan tiga besar,” ungkap Pangeran Ahmad Nurdin dalan Diskusi Akhir Pekan Titik Temu Rumah Kebudayaan Nusantara (RKN) pada Sabtu (8/7/2023).
Dalam diskusi yang dipandu host Sebastian Salang itu, Pageran Ahmad Nurdin menjelaskan hasil survei menyimpulkan Capres yang saat ini adalah Ganjar Pranowo 29,3 persen, Prabowo Subianto 24,6 persen, dan Anies Baswedan 16,9 persen.
BACA JUGA: Mahfud MD Berkata Begini soal Ponpes Al Zaytun Pimpinan Panji Gumilang
Lalu, lanjut dia, ada juga nama di bawahnya, yakni Ridwan Kamil 2,3 persen dan Sandiaga Uno di 1,8 persen.
Pageran Ahmad Nurdin menambahkan pihaknya juga mencoba membuat survei kepada responden dengan melontarkan pertanyaan yang agak nyeleneh.
Menurut dia, dalam survei tersebut ditanyakan, jika tiga nama Capres yang menguat saat ini, Ganjar, Prabowo dan Anies tidak jadi ikut dalam konstestasi Pilpres 2024, maka siapa yang akan dipilih?
“Awalnya, kami pikir kan ya paling dekat itu ada Ridwan Kamil 2,3 persen dan Sandiaga 1,8 persen,. Kayaknya enggak ada nama lain yang layak jadi presiden di luar tiga itu,” katanya.
Namun di luar dugaan, tambah Pangeran Ahmad Nurdin, hasil survei tersebut mencatat dengan urutan Sandiaga Uno 9,3 persen, Ridwan Kamil 9,3 persen, Mahfud MD 8,2 persen .
Selain itu, lanjutnya, muncul juga dua nama lain Agus Harimurti Yudhoyono 6,9 persen dan Erick Thohir 5,5 persen.
“Dari hasil survei tersebut dapat disimpulkan, masyarakat ini menganggap jika tiga Capres saat ini enggak maju, maka 5 orang ini punya potensi untuk jadi presiden. Jadi, sebenarnya, sosok orang-orang yang layak jadi presiden, cukup banyak di negeri kita ini,” ungkapnya.
Figur Konsistensi
Dekan Fisip Universitas Sriwijaya, Prof Al Fitri yang juga hadir sebagai narasumber dalam Diskusi Akhir Pekan Titik Temu tersebut mengatakan hal menarik dari hasil survei tersebut terlihat pada sosok Erick Thohir yang justru berada di posisi 5 dengan 5,5 persen.
“Saya melihat perkembangan akhir-akhir ini kalau misal karakter pemilih kita itu lebih memilih popularitas, itu justru Erik seharusnya lebih muncul, tetapi di sini Erick Thohir di urutan kelima. Ini menurut saya menarik,” katanya.
Dia menjelaskan apa yang dilihat masyarakat saat ini adalah figur konsistensi. Artinya, kata dia, apa yang dipilih di dalam survei ini, adalah orang lebih cenderung melihat track record apa yang dia kerjakan.
“Ya, katakanlah Sandiaga Uno kan sempat menjadi Cawapres Prabowo. Nah, ini menarik. Ya, sekarang muncul lagi. Jadi, wajar,” ujar dia.
Kedua, menurut dia, seharusnya Erick Thohir akhir-akhir ini sangat gencar isu BUMN, kemudian isu olahraga ya PSSI-nya mendatangkan Timnas Argentina, yang menjadi perhatian publik akhir-akhir ini.
“Namun, dia justru terlempar dari tiga besar. Ini yang menurut saya cukup unik dan menarik,” papar Prof Al Fitri.
Masyarakat saat ini, kata Prof Al Fitri, lebih menaruh harapan pada hal yang lebih krusial, seperti penanganan kasus korupsi dan penyelamatan ekonomi negara.
Sedangkan terkait dengan munculnya nama Mahfud MD dalam survei Capres tersebut, Prof Al Fitri mengatakan bahwa unsur-unsur yang dipilih di dalam kepemimpinan nasional itu tidak terlepas dari tiga unsur.
Dia menjelakan tiga unsur tersebut adalah religious, nasionalis dan penggabungan antara keduanya.
“Di dalam sejarah politik kita, sering kali religius dan nasionalis. Kalau dia bergabung ini akan punya kekuatan yang lebih besar. Dan itu tergambar di kandidat alternatif calon presiden kita. Artinya masyarakat kita yang memang terpolarisasi religius dan nasionalis ini memang masih relevan,” ungkapnya.
Dia menambahkan Mahfud MD dari kalangan pesantren jika digabungkan dengan kekuatan nasionalis, katakanlah yang diwakili oleh PDI Perjuangan, kan menjadi yang luar biasa di masyarakat.
“Nah inilah yang menopang figur Mahfud MD itu disenangi saudara karena dia agak kontra dengan pemerintah, tetapi dia berada di dalam pemerintahan. Inilah yang disenangi oleh publik sekarang,” pungkas Prof Al Fitri.
Langkah Luar Biasa
Dari catatan Hasil Survei algoritma Consulting, disebutkan, pada Desember 2022, nama Mahfud MD berada di bawah angka 2 persen. Namun, sekarang Mahfud MD ini benar-benar bisa menarik perhatian publik.
“Itu bisa terjadi karena ada beberapa kasus seperti di Lampung, Jabar dan lainnya, yang dia turun langsung. Kalau kita bicara politik kita bilang ini langkah yang dilakukan itu luar biasa. Sebab, dia bisa mengambil titik-titik yang masyarakat punya ketidakpuasan saja tinggi,” kata Pangeran Ahmad Nurdin.
Hal senada juga disampaikan Prof Al Fitri. Menurut dia, selama ini ada Luhut Panjaitan yang dinilai menjadi orang kepercayaan Presiden Joko Widodo untuk menyelesaikan persoalan yang terjadi di masyarakat dan pemerintahan.
Namun, nama Luhut, lanjut dia, tidak pernah digembar gemborkan untuk posisi-posisi yang elektroral.
“Namun, di sini Pak Mahfud muncul sebagai orang yang ada di lingkaran pemerintahan, seorang Menko yang benar-benar menjalankan hal tersebut," pungkas Prof Al Fitri.(fri/jpnn)
Redaktur & Reporter : Friederich Batari